Ancaman itu tidak main-main. Agustus lalu, China telah melancarkan latihan perang skala besar di sekitar pulau di Taiwan. Latihan ini merupakan respons atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei
RUANGPOLITIK.COM —Hubungan diplomatik China dan Taiwan semakin memanas dan memburuk. Kondisi tersebut ditengarai Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen yang singgah di Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 29 Maret 2023 di tengah kunjungannya ke Amerika Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Tsai diduga akan menggelar pertemuan politik dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy, di Los Angeles sebelum Tsai kembali pulang ke Taipei bulan ini.
Atas dugaan pertemuan itulah China meresponsnya dengan sebuah ancaman. China menyebut akan melakukan tindakan balasan jika pertemuan tersebut benar-benar terjadi.
Ancaman itu tidak main-main. Agustus lalu, China telah melancarkan latihan perang skala besar di sekitar pulau di Taiwan. Latihan ini merupakan respons atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.
Pada Jumat, 31 Maret 2023, ancaman itu kembali terbukti. Sembilan pesawat China dikabarkan telah melintasi garis median Selat Taiwan dalam rangka patroli kesiapan tempur. Informasi ini diinformasikan oleh kementerian pertahanan Taiwan sekaligus menyebut jika gerakan tersebut tidak rasional.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan sembilan pesawat China tersebut melintasi bagian tengah, utara, dan selatan garis median, garis yang menjadi zona penyangga tidak resmi antara Taiwan dan China.
“Mobilisasi kekuatan yang dilakukan militer komunis, secara sengaja telah menimbulkan ketegangan di Selat Taiwan,” kata Kementerian Taiwan dikutip dari Reuters, pada Jumat, 31 Maret 2023.
Hal ini katanya tidak hanya sekedar merongrong perdamaian dan kestabilan kedua negara, tapi juga berdampak buruk terhadap keamanan regional dan pembangunan ekonomi bangsa.
Merespons tindakan China, angkatan bersenjata Taiwan juga tidak tinggal diam.
“Mereka (angkatan bersenjata Taiwan) meluncurkan beberapa pesawat dan kapal untuk memonitor situasi tersebut dengan cara-cara yang tertib atau tidak akan meningkatkan konflik dan menimbulkan perselisihan,” kata kementerian Taiwan.
Sementara itu, seorang pejabat senior Taiwan mengatakan sebetulnya pesawat-pesawat China tersebut hanya sedikit melanggar batas garis median, tidak ada gerakan mencurigakan dari kapal-kapal China yang dihentikan.
Sedangkan China, yang mengakui Taiwan sebagai daerahnya, belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait hal ini.
Sebelumnya dalam acara yang digelar Hudson Institute pada Kamis, 30 Maret 2023, Presiden Tsai menyebutkan China adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas memburuknya ketegangan di Selat Taiwan.
“China secara sengaja memperburuk ketegangan, tapi Taiwan selalu merespon hal tersebut dengan tenang dan hati-hati agar dunia bisa melihat bahwa Taiwan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam menjaga hubungan lintas-selat,” kata Tsai.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)