RUANGPOLITIK.COM — Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin masuk 5 besar hasil survei calon presiden (capres) berdasarkan Pollmark Research Center. Elektabilitas Cak Imin di Jatim saat ini mencapai 4,8%.
PKB memiliki hubungan baik dengan seluruh partai dalam upaya membangun koalisi. Khusus dengan Gerindra, koalisi semakin solid.
“Sejauh ini sangat solid. Komunikasi semakin intensif. Untuk deklarasi kita tunggu saja tanggal mainnya. Itu urusannya DPP masing-masing,” tandasnya.
Merespons hasil itu Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi menyatakan angka itu masih memungkinkan untuk terus bertambah. Pihaknya terus bekerja keras menggenjot elektabilitas Cak Imin.
“Kita terus bergerak untuk menggenjot elektabilitas Gus Muhaimin agar semakin melejit lagi,” kata Fauzan, Sabtu (1/4/2023).
Fauzan menegaskan kenaikan elektabilitas Cak Imin sebagai bukti bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Apalagi, selama ini Cak Imin terus konsisten menyapa masyarakat.
“Saya kira segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Ada sunnatullah. Intinya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil,” ujarnya.
“Gus Muhaimin tidak ada kata lelah turun dan menyapa masyarakat. Jadi wajar kalau beliau memetik hasil dari kerja kerasnya. Hasil kerja keras kita semua, kader PKB, termasuk di Jatim,” lanjutnya.
Meski begitu Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim ini menyatakan kenaikan elektabilitas Cak Imin justru harus menjadi cambuk agar kader bekerja lebih keras.
“Tentu hasil ini patut kita syukuri, meskipun jangan sampai berpuas diri. Itu merupakan cambuk bagi kami untuk bekerja lebih keras lagi,” tegasnya.
Menurut Fauzan, kader PKB Jatim akan terus menggenjot elektabilitas Gus Muhaimin agar bisa menjadi nomer satu, termasuk di Jatim.
“Kita genjot lagi safari politik. Kita sapa tokoh-tokoh yang belum kita sapa. Jejaring anak muda kita rangkul sebanyak-banyaknya. Ibu-ibu pelaku UMKM, para tenaga pengajar, semua lapisan terus kita sapa,” ujarnya.
“Agar apa? Kalau survei Gus Muhaimin di Jatim nomer 1, saya kira beliau dan PKB akan semakin diperhitungkan,” ttukasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)