RUANGPOLITIK.COM— Anies Baswedan merupakan capres dari Koalisi Perubahan yang diusung tiga parpol yakni NasDem, Demokrat dan PKS namun daya pikat Anies disebut mampu ungguli kandidat lain. Termasuk capres dari Golkar yakni Airlangga Hartarto.
Meski Anies dihantam berbagai isu miring yang mencoba menjegal langkahnya, namun Anies sendiri dianggap memiliki elektabilitas diantara pendukung Golkar sendiri. Terutama di lumbung Golkar daerah, misalnya Riau. Apalagi dukungan tokoh senior Golkar yakni mantan wapres Jusuf Kalla terhadap Anies menjadi magnet tersendiri.
Menurut pengamat politik Efriza dari Citra Institute, kepada RuPol, Senin (20/3/2023) mengatakan Anies dianggap mampu merebut suara Golkar di daerah karena lepas dari berbagai kepentingan. Meski diketahui, Golkar tegas mengusung Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres.
“Anies amat memungkinkan merebut suara masyarakat di daerah-daerah Indonesia mana-pun. Sebab Anies yang paling diuntungkan, ia tidak ada konflik kepentingan, karena ia saat ini tak menjabat di pemerintahan, bahasa politisnya Anies sedang dalam fase pengangguran politik,” jawab Efriza.
Ia juga melihat dari safari ke berbagai daerah yang dilakukan Anies, respon yang cukup positif ini menjadi sinyal kehadiran Anies bisa diterima. Namun tentunya ini menjadi kewaspadaan tersendiri bagi Golkar agar ceruk ini tak beralih. Mengingat Riau merupakan lumbung suara Golkar.
“Anies memang harus memasuki kantong-kantong suara yang ditenggarai pemilih dirinya masih minim. Keuntungan Anies ini yang coba di tindaklanjuti dengan nyata oleh Anies melalui pertemuan-pertemuan dengan masyarakat melalui kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah. Karena kan di golkar sendiri juga terpecah dukungan antara ke Airlangga dan juga Anies,” ulas dosen ilmu pemerintah ini.
Efriza juga melihat, dengan pecahnya suara di Golkar yang sebagian mendukung Anies tak menutup kemungkinan jika, Riau menjadi pijakan bagi Anies untuk mampu menggaet pemilih dari basis Golkar. Dan ini tentunya akan sangat berdampak kepada beberapa daerah lain yang menjadi lumbung Golkar.
“Ketika suara Golkar tidak solid, memungkinkan Anies merebut ceruk pemilih Golkar. Ceruk pemilih Golkar dapat beralih jika Anies dapat menghadirkan imej positif atas kedatangannya. Dengan Anies menyatakan bahwa ia akan memulai titik pijak kekuatan dari Riau, maka memungkinkan elektabilitas Anies akan naik akibat kunjungannya di sana dan juga beberapa daerah lainnya,” ungkapnya.
Kuatnya penerimaan Anies saat mengunjungi Riau beberapa waktu lalu, meski ia diusung oleh tiga parpol dalam Koalisi Perubahan memperlihatkan langkah serius Anies sebagai capres. Tak hanya itu dalam beberapa hasil survei, Anies masuk dalam tiga peringkat besar dan mampu berada diantara Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan mampu menyaingi Prabowo Subianto capres Gerindra. Sedangkan dibanding Airlangga Hartarto tentunya masih kalah jauh dalam mengejar elektabilitas Anies Baswedan.
“Apalagi saat ini, tak ada kontroversi, penolakan, pasca kunjungan Anies. Dengan respons publik yang positif amat memungkinkan warga pemilih di Riau akan memperhitungkan Anies, apalagi jelas bahwa baru Anies capres yang datang ke Riau saat ini untuk menunjukkan keseriusannya menjadi capres. Nah untuk dibeberapa daerah yang basis massanya kuat, misalnya Riau,” ulasnya.
Untuk itu, ia menilai dalam bargaining ini Golkar daerah harus cukup waspada mengamati dinamika pilpres kali ini. Meski Anies cukup besar punya peluang diterima di lumbung suara Golkar, namun ini tak mempengaruhi secara keseluruhan dalam tingkat elektoral pemilihan legislatif.
“Peluangnya besar. Hanya saja kehadiran Anies amat memungkinkan meningkatkan elektabilitas dirinya, termasuk keterimaan dirinya di suatu daerah seperti Riau dari hasil kunjungan daerahnya. Tetapi tidak mencerminkan potensi suara Golkar dan suara di Pileg akan terjadi peralihan, sebab masih terlalu dini. Namun, elektabilitas atau tingkat keterpilihan dirinya disinyalir akan terus meningkat, karena memang Anies diuntungkan sebab ia tidak lagi memiliki dan menjabat di pemerintahan,” urai Efriza.
Namun, disini ia memberi warning agar tim pemenangan Golkar di Riau, khususnya untuk capres Airlangga agar tak lengah dengan situasi ini. Karena ini akan sangat mempengaruhi bargaining Golkar di Pemilu 2024.
“Kehadiran Anies di Riau, semestinya dipelajari dan disikapi oleh Golkar dengan cermat. Agar tidak terjadi peralihan suara ceruk pemilih Golkar di Riau kepada sosok Anies Baswedan,” tukasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)