• Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Iklan Iklan Iklan
Home Nasional

Banyak Kekerasan di Pesantren, Pengamat: Pemerintah Wajib Awasi

by Rupol
6 Maret 2023
in Nasional
464 5
Banyak Kekerasan di Pesantren, Pengamat: Pemerintah Wajib Awasi
502
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RUANGPOLITIK.COM — Aksi kekerasan yang marak di pondok pesantren atau Boarding School bahkan berujung kematian, menjadi catatan penting yang harus digaris bawahi.

Belum lagi kasus bully-membully yang dianggap menjadi hal biasa, hingga menyebabkan bentrok dan perkelahian antar siswa. Seperti yang terjadi belum lama di Sekolah Islam Terpadu Insan Cendekia Boarding School (Pesantren ICBS) di Limapuluh Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

RelatedPosts

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

Bahas Soal Kerjasama MRT Jakarta, Jokowi Bakal Temui PM Jepang

Bahas Pengungsi Rohingya, Menlu Temui Komisioner PBB

Aksi kekerasan selalu terjadi meski sempat dilakukan mediasi, bahkan ada juga siswa yang keluar dari sekolah. Dan korban kekerasan juga mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.

Menurut pengamat politik dan akademisi Dr Ujang Komarudin Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), kepada RuPol, Senin (6/3/2023). Bahwa kondisi yang ada di ponpes seolah ada tembok tinggi yang tak bisa dimasuki oleh pihak lain, terutama masyarakat. Dan pemerintah di sini sangat lemah sekali dalam melakukan pengawasan.

“Yang mengawasi pemerintah dan masyarakat. Karena pesantren kan tradisional, dan banyak yang tidak memiliki izin. Kalau ingin diperbaiki bersama pengawasan oleh masyarakat. Kalau banyak terjadi peristiwa hari ini, itu harus menjadi pelajaran dan evaluasi bahwa sesungguhnya pengawasan dimanapun baik di pesantren dan diluar itu menjadi penting terutama dari pihak yayasan kiai-kiai yang lain atau ustad-sad yang lain. Itu harus sama-sama mengawasi biar roda jalannya di pesantren agar apapun kasus-kasus bisa dihindari.Jikapun ada bisa diminimalisir,” ungkapnya.

Karena itu Ujang tak setuju dengan jargon ekslusive yang disematkan kepada ponpes seolah kebal hukum dan aturannya diperbolehkan.

“Sebenarnya pesantren itu berada di wilayah terbuka artinya bisa menerima masukan dari semua termasuk wali santri. Tetapi memang pesantren sifatnya boarding school, asrama, menginap jadi ya kelihatnya ekslusif, nggak bisa dikritik, padahal bisa, terbuka. Tapi memang ada pagar tembok membatasi sehingga terkesan ekslusive,” ujar Ujang.

Sehingga ketika terjadi kekerasan yang bahkan bisa menghilangkan nyawa santri, ini menjadi sulit terkuak, kecuali ada campur hukum didalamnya seperti apar berwajib.

“Karena memang ada aturan-aturan khusus yang tertentu didalam pesantren misalnya ada santri yang tidak boleh keluar kecuali ada izin, dsb. Memang sulit mengawasinya dan berat karena memang tadi ada dibatasi oleh batasan tembok pesantren yang tidak semua orang bisa mengakses ke dalam. Kalaupun terjadi lagi maka harus di hukum dengan berat agar ada efek jera,” terangnya.

Karena itu Ujang mengatakan bahwa tidak ada yang bebas kritik jika hal itu menyangkut nilai kebenaran.

“Saya melihat tidak ada yang bebas kritik ya, siapapun di republik ini termasuk kalangan dari pesantren. Tetapi memang pesantren punya aturan-aturan sendiri, punya nilai-nilai sendiri yang mereka anut yang itu menjadi standar kebiasaan di pesantren yang ketika dilihat pihak luar itu seolah-olah tidaa bagus. Padahal pesantren menjalankan ajaran islam yang sebenarrnya rahmatan lil ‘alamin yang moderat itu menjadi sesuatu yang positif,” ungkap dosen Universitas Al Azhar Indonesia ini.

Sementara itu, dibalik lemahnya pengawasan, ponpes masih memberi kontribusi yang cukup besar terhadap pendidikan.

“Kearifan lokal budaya kita para santri itu di didik dalam boarding school untuk bisa menerima ilmu yang sebenarnya dan seluasnya jadi bermanfaat karena banyak alumni yang hebat, pemimpin, pengusaha, aktivis bahkan Umara,” jelasnya.

“Ada banyak kasus yang harus dievaluasi dan diawasi. Saya alumni pesantren 6 tahn
jadi saya paham betul bagaimana sistemnya. Pendidikan pesantren masih jauh lebih aman dari pendidikan luar yang rusak nanuak kasus harus menjadi pelajaran tingkat tinggi agar di pesantren tidak mudah terjadi hal yang tidak diinginkan hal itu yang harus didorong sehingga pesantren bis diakses oleh publik,” ujarnya.

Menelisik kasus kekerasan yang masih saja terjadi, Ujang menilai angka ini masih terus akan ada penambahan karena banyak kasus kekerasan yang belum mencuat ke publik.

“Kasusnya sedikit mungkin diantara  ribuan, tapi karena viral dan terbuka oleh media maka terkesan banyak kasus. Agar tidak terulang lagi maka komitmen pesantren menghindari hal-hal negatif yang tak diinginkan tidak baik, komitmen itu harus dijaga,” tegasnya.

Hingga kini, Kementerian Agama menyatakan masih memproses regulasi pencegahan tindak kekerasan pada pendidikan agama dan keagamaan, setelah sejumlah kasus kekerasan, baik fisik dan seksual, di lingkungan pesantren terekspos oleh media.

Namun Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas  beralasan, tidak bisa melakukan intervensi mendalam sebab pesantren adalah lembaga independen yang tidak berada di bawah kementerian agama secara struktural.

Berikut ini kasus kekerasan yang berujung kematian santri :

1. Santri Ponpes Gontor Tewas Dianiaya Senior

Santri di Ponpes Gontor berinisial AM (17) meninggal dunia diduga akibat penganiayaan yang dilakukan seniornya. Pelaku penganiayaan AM merupakan dua orang santri kakak kelas korban yang duduk di kelas 6 atau 12 SMA. Dua santri tersebut sudah dikembalikan ke orang tuanya masing-masing.

2. Santri Tewas di Ponpes Darul Qur’an Lantaburo Tangerang Akibat Dikeroyok

Santri Pondok Pesantren Darul Qur’an Lantaburo, Cipondoh, Tangerang, RAP meninggal dunia diduga akibat dikeroyok pada 27 Agustus lalu.

Perkelahian bermula dari toilet di kamar korban BD (15). Pelaku RE (15) datang seraya mendorong pintu kamar mandi dan mengenai BD hingga memicu amarah. Setelah keluar dari kamar mandi, keduanya langsung berkelahi. Akhirnya RE masuk ke kamar BD dan memukulnya hingga terjatuh dan meninggal dunia.

3. Pimpinan Ponpes Perkosa 6 Santri di Lampung

Ada tiga kasus pencabulan anak dibawah umur menimpa kalangan santri di tiga kabupaten di Lampung. Para korban dicabuli pelaku di dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes). Kasus ini terjadi di Lampung Selatan, Tulang Bawang Barat, dan Lampung Utara selama kurun waktu Desember 2022 – Januari 2023.

Kasus kedua yakni terjadi di Kabupaten Lampung Selatan dengan pelaku berinisial MI. Pelaku melakukan kejahatan seksual terhadap tiga orang santriwati.

4. Santri Dianiaya Teman di Ponpes Garut, Gendang Telinga Korban Pecah

Peristiwa penganiayaan terjadi di salah satu Ponpes Garut. Seorang santri asal Bogor mengalami luka hingga gendeng telinganya pecah. Tak terima dengan kejadian itu orang tua korban melaporkan kejadian tersebut kepolisian.

AH dipukuli dengan tangan kosong, pakai sapu, ditendang dan diguyur air kotor. Karena mendapat perlakuan tersebut, AH mengalami benjol-benjol di kepala, gendang telinga kiri pecah, hingga luka sejujur tubuh.

5. Ustad Cabuli Santri di Ponpes Jember Jawa Timur

Pengasuh salah satu pondok pesantren di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yakni kiai berinisial FM ditahan dalam kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi di pesantren setempat.

Penahanan tersebut dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap Kiai FM sebagai tersangka di Mapolres Jember pada Senin (16/1/2023) malam hingga Selasa dini hari.

6. Ustad Aniaya 2 Orang Santri di Trenggalek Jatim, Korban Alami Patah Tulang

Kasus kekerasan seorang ustaz terhadap santri terjadi di sebuah pondok pesantren di Trenggalek, Jawa Timur. Ustaz pondok yang berinisial MDP (17) telah ditetapkan sebagai tersangka karena menganiaya dua santrinya. Akibat penganiayaan itu, seorang santri mengalami patah tulang.

7. Rentetan Kekerasan di Ponpes ICBS Payakumbuh, Sumatera Barat

Kasus kekerasan terhadap santri bernama N. Habibi Annaufal Fahmi (14 tahun) oleh rekannya berinitial Y (14 tahun). Menurut Zulfahmi, sampai saat ini anaknya N. Habibi Annaufal Fahmi yang mengalami tindak kekerasan dengan cara dikurung dan dipukul oleh teman sesama santrinya masih dirawat di Bangkinang.

Editor: Ivo Yasmiati
(RuPo)

Previous Post

Terganjal Syarat di DPD, Irfendi Arbi Loncat Jalur DPR R

Next Post

Tragedi Pertamina Plumpang, CSIIS: Harus Mundur, Karena Ini Soal 19 Nyawa!

Rupol

Next Post
Tragedi Pertamina Plumpang, CSIIS: Harus Mundur, Karena Ini Soal 19 Nyawa!

Tragedi Pertamina Plumpang, CSIIS: Harus Mundur, Karena Ini Soal 19 Nyawa!

Recommended

Ilustrasi Pemilu Serentak 2024/RuPol

Menggaet Ceruk Undecided Voters di Pemilu 2024, Begini Strategi Paslon…

1 tahun ago
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan)memberikan keterangan terkait rancangan desain interior Istana Presiden di IKN, Rabu 13 Desember 2023./Biro Set Pres/Biro Pers Sekretariat Presiden

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

1 tahun ago

Trending

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil/Ist

Tegas! Tak Tuntaskan Kasus Brigadir J, KP3 Desak Kapolda Metro Jaya Mundur

3 tahun ago
Habib Umar Alhamid/Ist

Puji Kepemimpinan SBY, Habib Umar Alhamid: Jangan Ada Lagi Petugas Partai Pimpin Negeri Ini

2 tahun ago

Popular

Ilustrasi Kucing/Ist

Polisi Turun Tangan, Belasan Kucing Mati Mendadak di Sunter Jakut

2 tahun ago
Ilustrasi Pegambilan Uang/Ist

Sosok SB dan DY yang Disebut Sri Mulyani Punya Transaksi Jumbo, Mulai Terungkap?, Ini Faktanya…

2 tahun ago
Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

3 tahun ago
Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

2 tahun ago

Kontroversi ‘Amplop Kiai’, CSIIS: Suharso Jadi Beban Berat PPP

3 tahun ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In