RUANGPOLITIK.COM — Bos maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti mengaku prihatin pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens masih disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Papua, sejak Selasa (7/2/2023) lalu.
Beberapa hari ini kalau dihitung sudah dari kejadian penyanderaan dan pembakaran pesawat Susi Air ini sudah 22 hari. Kita semua prihatin, berduka,” kata Susi saat konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Kendati demikian Susi tetap berharap Kapten Philip bisa dibebaskan tanpa syarat.
“Kita semua prihatin, berduka, dan kita tetap berharap dan berdoa bahwa akhirnya pilot kita Philip Mark Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat,” kata Susi.
Susi juga meminta maaf penerbangan maskapainya di Papua terganggu imbas penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens sejak 7 Februari lalu.
“Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air ingin minta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah, dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini menjadi terganggu karena 70 persen dari penerbangan porter kita akhirnya jadi berhenti sekarang,” ujar Susi dalam konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).
Upaya pembebasan terus dilakukan, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD sebelumnya mengungkap aparat keamanan hampir menyerbu kelompok itu. Tapi pihak Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya.
KKB meminta agar Philip ditukar dengan senjata api dan amunisi, sebagai syarat jika pemerintah ingin pilot asal Selandia Baru itu bebas. Mahfud lalu menegaskan pemerintah tak bakal mengabulkan syarat tersebut.
“Tidak mungkin, masak kita berikan senjata kepada pemberontak. Ada taktik dan strategi yang dilakukan aparat kita,” kata Mahfud di Surabaya, Selasa (28/2/2023).
Ia menjelaskan aparat keamanan terus berusaha membebaskan Philip. Mahfud mengatakan nyawa dan keselamatan pilot itu diutamakan.
“Kalau mau disergap bahaya itu. Kita sudah bicara untuk mengutamakan keselamatan pilot,” tukasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)