RUANGPOLITIK.COM — Seorang gadis berusia 11 tahun di Kamboja meninggal dunia akibat infeksi flu burung H5N1. Kasus tersebut menjadi kematian akibat flu burung pertama di Kamboja, sejak terakhir pada 2014. Hal ini dikonfirmasi oleh Otoritas Kesehatan Kamboja.
Gadis tersebut bertempat tinggal di pedesaan Prey Veng, didiagnosis terinfeksi virus H5N1 pada Rabu (22/2/2023). Ia juga sempat dibawa ke rumah sakit anak di Phnom Penh, kemudian meninggal dunia tak lama setelah didiagnosis dilansiri dari BBC.
Atas peristiwa ini pihak Kementerian Kesehatan Kamboja mengungkapkan bahwa ayah dari gadis tersebut beserta 11 orang lainnya yang dites dinyatakan positif virus H5N1. Sebelum meninggal, gadis yang tidak disebutkan identitasnya itu sakit selama seminggu.
Selama sakit gadis itu menunjukkan beberapa gejala, seperti: demam tinggi, batuk, sakit tenggorokan.
Menteri Kesehatan Kamboja Mam Bunheng mengatakan gadis 11 tahun ini menjadi kasus infeksi flu burung H5N1 pada manusia pertama yang diketahui di negaranya sejak 2014.
Melihat kasus tersebut, petugas telah mengumpulkan sampel beberapa burung mati dari dekat desa gadis itu. Pejabat kesehatan juga telah memperingatkan warga agar tidak menyentuh unggas yang mati atau sakit.
Sejak tahun 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencatat delapan kasus infeksi H5N1 pada manusia di beberapa negara, termasuk China, India, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan temuan dua kasus flu burung H5N1 pada manusia di Kamboja. Salah satu diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Pasien meninggal dunia akibat flu burung H5N1 merupakan anak perempuan berusia 11 tahun. Kini, ayahnya ikut dinyatakan positif terinfeksi oleh virus yang sama.
WHO mengungkapkan bahwa beberapa virus flu burung memang memiliki risiko bermutasi untuk meningkatkan penularan antar manusia. Namun, masih belum jelas apakah dua kasus flu burung di Kamboja kali ini merupakan hasil penularan dari manusia ke manusia atau tidak.
Otoritas Kesehatan Kamboja mengonfirmasi bahwa temuan kasus flu burung H5N1 pada anak perempuan berusia 11 tahun itu merupakan kasus pertama di Kamboja dalam sembilan tahun terakhir, tepatnya sejak 2014.
Ayah pasien dinyatakan positif terkena virus flu burung H5N1. Namun, berbeda dengan sang anak, hingga kini, ayah pasien tersebut tidak menunjukkan gejala apapun. Adanya 11 kontak erat lainnya juga telah diuji di provinsi Prey Veng, sebelah timur Phnom Penh, Kamboja.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)