RUANGPOLITIK.COM — Anies Baswedan sudah mengantongi tiket Pilpres 2024 usai PKS resmi deklarasi mendukung Anies sebagai capres 2024. Gabungan PKS, NasDem, dan Demokrat dalam Koalisi Perubahan telah melengkapi persyaratan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.
“Di atas kertas Anies sudah dapat tiket maju pilpres. Gabungan NasDem, Demokrat, dan PKS sudah lebih menggenapi ambang batas presiden 20 persen,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, kepada wartawan, Sabtu (25/2/2023).
Namun Adi mempertanyakan keyakinan ketiga partai pengusung Anies tersebut. Koalisi Perubahan bisa bubar jika tidak mampu melewati godaan hingga akhir.
“Tinggal ditunggu apakah iman politik ketiga partai ini kokoh hingga mendaftar ke KPU di Oktober-November. Karena politik kita sering berubah di tikungan akhir. Banyak onak duri yang kerap jadi sandungan koalisi,” ucapnya.
Adi menilai onak duri bisa menggagalkan Anies menjadi capres 2024 salah satunya soal cawapres. Memang hingga kini Anies belum memilih pendampingnya itu meskipun banyak nama yang santer terdengar dapat dipasangkan dengannya, misalnya Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
“Jika melihat angka simulasi survei saat ini, setara statistik duet Anies-AHY lebih leading ketimbang Anies-Aher atau Anies-Khofifah. Meski begitu sepertinya AHY dianggap belum bisa menambal kelemahan elektabilitas Anies terutama untuk Jatim dan di kalangan pemilih NU. Tak heran jika NasDem masih terlihat meyakinkan Khofifah untuk bisa mendampingi Anies,” ujar Adi.
Adi menyebut AHY yang belum pernah menjadi pejabat publik juga sepertinya masih jadi catatan bagi NasDem. Dalam konteks ini, Aher (Ahmad Heryawan) lebih diunggulkan karena mantan Gubernur Jawa Barat yang dinilai kinerjanya bagus. Tapi Aher memiliki masalah soal elektabilitas.
“Jika Anies ingin menambal kelemahan basis di Jatim dan mengonsolidasi pemilih nahdliyin sepertinya perlu juga mencari figur NU lainnya seperti mantan ketua PBNU Kyai Said,” imbuhnya.
Sementara itu di mata pengamat politik, Refly Harun, Khofifah dipandang mempunyai sejumlah keunggulan sebagai pendamping Anies Baswedan sebagai cawapres.
“Yang diinginkan Anies Baswedan berpasangan dengan orang yang kira-kira spektrumnya itu Islam kiri. Jadi Islam kiri itu ya basisnya Nahdlatul Ulama, Jawa Timur, apalagi ada unsur perempuannya dan lain sebagainya untuk menambah daya kemenangan,” ujar Refly di kanal YouTube Refly Harun, Jumat, 24 Februari 2023.
Dijelaskannya, Khofifah bisa membantu menarik suara dari spektrum Islam kiri lantaran suara Islam kanan berada di tangan Anies. Karenanya Anies membutuhkan Khofifah sebagai penguat untuk memenangkan Pilpres 2024.
“Anies juga membutuhkan penguat kalau ingin menang, dan penguatnya adalah salah satu yang digadang-gadang adalah Khofifah Indar Parawansa,” ucap Refly. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)