Tak hanya korban jiwa, sejumlah bangunan di Jayapura ambruk akibat gempa. Rumah sakit, ruko, hingga masjid tak luput mengalami kerusakan saat gempa terjadi
RUANGPOLITIK.COM —Gempa bumi magnitude 5,4 mengguncang Kota Jayapura, Papua pada Kamis, 9 Februari 2023. Gempa tersebut terjadi pada pukul 13.29 WIB atau 15.28 WIT, dengan pusat episentrum gempa bumi berjarak satu kilometer sebelah barat daya Papua dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa Jayapura tidak berpotensi tsunami. Kendati demikian warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan.
Per Kamis malam, sebanyak 700 warga Jayapura mengungsi setelah gempa melanda wilayah mereka. Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Adapun empat orang yang dilaporkan meninggal dunia adalah pengunjung kafe Cirita, Kota Jayapura yang ambruk ke laut saat gempa mengguncang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) langsung memfokuskan untuk melakukan pencarian di area kafe.
“Hasil koordinasi kita dengan BPBD dan pelaporan data dari hasil pengumpulan data di lapangan yang saat ini masih terus dilakukan bersama dengan upaya pencarian korban, khususnya di lokasi bangunan-bangunan yang cukup terdampak, dan berfokus di salah satu kafetaria yang terletak di pinggir laut yang kemudian roboh,” kata Abdul Muhari selaku Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB.
Pengunjung kafe yang jadi korban ditemukan meninggal dunia sekira pukul 15.00 WIB. Empat korban disebut tak sempat menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
“Korban terperangkap di bawah reruntuhan kafe dan tertutup atapnya, sehingga mungkin untuk warga atau korban yang tidak bisa berenang ini akan mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri,” ucap Abdul.
Tak hanya korban jiwa, sejumlah bangunan di Jayapura ambruk akibat gempa. Rumah sakit, ruko, hingga masjid tak luput mengalami kerusakan saat gempa terjadi.
Korban mengungsi
Sebanyak 700 warga dilaporkan telah mengungsi pada Kamis, 9 Februari 2023 malam. Sedangkan lima orang terluka dalam tragedi tersebut.
Para pengungsi menyebar ke beberapa posko pengungsian. Adapun rinciannya adalah 50 KK mengungsi di Entrop Kompleks CV. Thomas, sebanyak 50 KK di BTN Kota Jayapura, dan 200 jiwa di Kristus Raja Dok V, serta 400 jiwa mengungsi di Bhayangkara I.
Pasien rumah sakit umum daerah (RSUD) Dok 2 Jayapura langsung dievakuasi setelah terdampak gempa. Mereka terpaksa dirawat di tenda pengungsian dengan peralatan yang terbatas.
Personel gabungan dari TNI, Polri, hingga BPBD mulai melakukan evakuasi dan pencarian korban. Aparat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mencari tempat aman.
“Kami meminta kepada warga khususnya yang berada di Kota Jayapura untuk tetap waspada, cari tempat aman,” ucap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Benny Ignatius Ady Prabowo.
Bangunan tahan gempa
Pascagempa melanda Jayapura, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menganjurkan pemerintah dan warga untuk mendirikan bangunan tahan gempa. Apalagi wilayah tersebut merupakan daerah yang rawan dilanda gempa.
“Bangunan di sekitar Kota Jayapura harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, dikutip dari Antara.
Pemerintah perlu meningkatkan mitigasi struktural dan mitigasi non struktural di wilayah Jayapura yang tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami.
“Kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi,” tutur Wafid.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)