RUANGPOLITIK.COM— Wali Kota Solo yang juga Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dinilai hanya tinggal tidur saja untuk memenangkan Pilgub Jawa Tengah pada 2024 mendatang. Partai Demokrat (PD) berkata lain terkait pandangan tersebut.
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani awalnya mengapresiasi sikap Gibran yang telah mempersiapkan diri jika ditugaskan untuk maju Pilgub Jateng 2024. Namun, Kamhar menyebut tetap akan ada kejutan di Pilgub Jawa Tengah (Jateng) 2024.
“Kami menghormati sikap Gibran yang bersiap diri jika ada penugasan untuk maju di Pilgub Jateng pada 2024 nanti. Jika ada pandangan bahwa secara matematika politik di atas kertas Gibran akan menang mudah jika menjadi kontestan apalagi jika menggandeng pasangan yang tepat sah-sah saja, namun dalam politik praktis sering ada kejutan-kejutan,” kata Kamhar dikutip Minggu (22/1/2023).
Kamhar menyebut, meskipun Jawa Tengah merupakan basis politik dan suara PDIP, tapi kader yang maju tidak akan otomatis menang. Dia menilai kader dari PDIP juga tidak akan menang mudah di Jawa Tengah.
“Sekalipun di Jawa Tengah menjadi basis politik PDIP, namun tak berarti bahwa kader PDIP bisa otomatis menang atau menang mudah pada kontestasi Pilgub,” ujar dia.
Kamhar mengambil contoh pada Pilgub 2018 saat Ganjar Pranowo selaku incumbent maju kembali dan dijagokan berbagai lembaga survei untuk menang mutlak. Namun, lanjutnya, hitungan KPU tidak sama dengan hasil survei.
Saat itu, Ganjar yang berpasangan dengan Taj Yasin berhadapan dengan Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Dia menyebut, meski menang, Ganjar tetap kesulitan menghadapi pasangan Sudirman-Ida.
“Pengalaman Pilgub Jateng 2018 yang lalu Mas Ganjar Pranowo selaku incumbent yang dijagokan berbagai lembaga survei akan menang mutlak ternyata tak mudah. Sebagian besar lembaga survei memotret perolehan Ganjar-Yasin di atas 70% sementara Sudirman-Ida kurang dari 20%, namun hasilnya kemudian perolehan Ganjar-Yasin hanya 58,78% dan Sudirman-Ida 41,22% padahal keduanya terbilang baru untuk panggung politik Jawa Tengah,” tuturnya.
Kemenangan Gibran dengan telak disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, yang menyampaikan itu, memberi penjelasan. Adi menilai ada 3 faktor yang membuat Gibran ‘tidur saja’ menang Pilgub Jateng 2024.
“Pertama, Jateng itu basis kuat PDIP. Sering disebut juga sebagai kandang banteng. Kader mereka cukup solid. Jika Gibran maju di Jateng tentunya akan melipatgandakan semangat juang PDIP,” kata Adi Prayitno saat dihubungi, Sabtu (21/1/2023).
Kemudian, Adi menyebut faktor kedua berkaitan dengan elektabilitas Gibran yang menguat sejak jadi Wali Kota Solo. Secara perlahan, kata dia, Gibran mulai dikaitkan seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Alasan lainnya, Adi menyinggung endorsement Ganjar Pranowo.
“Ketiga, edorsement Ganjar Pranowo. Ini tentu jadi variabel penting. Ada sekitar 65 persen pemilih Jateng yang akan mengikuti jagoan Ganjar di pilgub nantinya,” ucapnya.
Adi menilai sebetulnya untuk saat ini belum ada penantang serius Gibran di Pilgub Jateng pada 2024. Menurutnya, itu karena partai lain masih fokus untuk Pemilu 2024.
“Sejauh ini belum terlihat penantang serius Gibran di Jateng. Mungkin karena pilkada masih lama. Banyak yang fokus pemilu 2024. Pastinya akan muncul figur debutan di pilkada. Apalagi Pilkada 2024 nanti posisi Gibran bukan lagi anak presiden yang mungkin akan menambah dinamika persaingan,” ujar dia.
Meski demikian, Adi melihat akan ada 2 nama yang mungkin akan kuat bersaing dengan Gibran. Selain itu, Partai Golkar dan PKB juga kuat di Jawa Tengah, khususnya di 2019 lalu.
“Kalau dari data survei ada 2 nama lain muncul signifikan selain Gibran, yakni Hendrar Prihadi (Ketua DPC Kota Semarang PDIP) dan (Wagub Jateng) Taj Yasin,” ujar dia.
Akan tetapi, Adi tetap menekankan bahwa Gibran merupakan anak presiden saat ini. Apapun yang terjadi akan sulit menghadapi Gibran di Pilgub Jateng pada 2024.
“Terlepas apapun, Gibran itu anak presiden. Lawan terlihat minder duluan sebelum tanding,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)