RUANGPOLITIK.COM — Jalan terjal menuju satu komando dalam satu Koalisi Perubahan ternyata tak mudah. Menurut Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyatakan, Koalisi Perubahan yang akan dijajaki NasDem, PKS dan Demokrat tidak akan goyah seiring dengan adanya isu perombakan kabinet atau reshuffle.
“Koalisi Perubahan yang diinisiasi Partai Demokrat, PKS dan Partai NasDem tidak akan goyah terhadap adanya upaya rongrongan dari oligarki. Termasuk dengan makin kencangnya isu reshuffle kabinet,” kata Syahrial kepada wartawan, Selasa (17/1/2023).
Syahrial mengatakan, Demokrat tidak mengharapkan koalisi yang dibangun hanya supaya dapat berlayar ke Pilpres 2024. Menurutnya, jika kekinian ada upaya-upaya untuk melemahkan terbentuknya Koalisi Perubahan, maka hal tersebut tidak akan berpengaruh.
“Begitu pun semangat yang ada pada PKS dan NasDem. Selain berlayar, juga harus menang. Tekanan-tekanan politik yang ada dan berusaha melemahkan terbentuknya koalisi tidak akan mudah menghadapi keinginan rakyat yang menginginkan perubahan dan perbaikan,” ungkapnya.
“Artinya, sejauh ini opini yang berkembang untuk menjegal terbentuknya Koalisi Perubahan tidak akan mudah dilakukan. Termasuk spekulasi reshuffle kabinet atau memaksakan tokoh tertentu untuk mendampingi Anies sebagai Cawapres,” katanya.
Menanggapi upaya pelemahan terhadap Koalisi Perubahna ini, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menegaskan koalisi masih solid.
“Allah yang putuskan jadi atau tidak jadi, rasanya perkembangan cukup positif dan baik,” kata Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2023).
Ia mengklaim, tak ada ganjalan yang membuat Koalisi Perubahan belum kunjung dideklarasikan.
“Tidak ada yang terganjal tinggal masalahnya mencari situasi yang tepat,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait peluang situasi deklarasi di awal Februari mendatang ia menjawab singkat.
“Kita lihat saja nanti masalahnya obrolannya hari demi hari berubah, pengen desember eh mundur, pengen ini eh mundur, kenapa? karena mau cari titik temu yang pas,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)