RUANGPOLITIK.COM — Misteri siapa yang akan diusung oleh PDIP sebagai capres di 2024 masih belum terputuskan. Karena yang tahu hanya Ketum PDIP Megawati. Dan saat ini dua nama bersaing ketat yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Putra Bung Karno yakni Guntur Sokarno menyatakan dukungan secara terbuka kepada Ganjar sebagai capres.
“Ganjar,” jawab Guntur tanpa basa-basi. Tentu saja jawaban ini sangat mencuri perhatian karena Puan merupakan keponakan dari Guntur.
Alasan Guntur adalah bahwa pemimpin Indonesia tidak selalu harus dari keturunan ayahnya, Soekarno.
“Yang jadi presiden tidak harus keluarganya Bung Karno,” tegas Guntur.
Menurut anak sulung Presiden ke-1 Soekarno ini, semua orang di Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi presiden.
“Kalau menurut saya pemimpin politik nasional, dan hal ini presiden, ya tidak harus keluarga Bung Karno. Karena apa? Orang lain punya kesempatan yang sama dan mereka berhak, enggak bisa kita halangi, enggak boleh,” tutur Guntur.
Polemik trah Soekarno juga ditanggapi oleh politisi senior PDIP Panda Nababan yakni ramainya desas-desus kemungkinan Megawati Soekarnoputri ingin Puan Maharani yang melanjutkan trah politik Soekarno.
Panda Nababan mengatakan keluarga Soekarno tidak pernah membicarakan mengenai trah. Jika ada keluarga Soekarno yang berhak membicarakan trah, menurut Panda Nababan bukan Megawati Soekarnoputri tapi Guntur Soekarnoputra, anak tertua Sukarno.
Panda mengatakan, Guntur sempat menghubunginya dan mengatakan bahwa dirinyalah yang lebih berhak membicarakan soal trah Soekarno karena anak laki-laki tertua. Setelah Guntur, orang yang berhak lainnya adalah anaknya Puti.
“Karena kenapa? Puan itu marganya Kiemas. Tidak bisa mengklaim trahnya Soekarno. Boleh di shift kedua, layer kedua. Dan itu pun sebenarnya setahu aku puluhan tahun bergaul dengan keluarga Soekarno, ndak ada trah itu,” tegas Panda.
Ricuhnya mengenai trah Soekarno ini sempat mencuat terutama karena nama Ganjar Pranowo yang berhasil unggul dibanding Puan Maharani untuk simulasi Pilpres 2024. Di sisi lain, Megawati belum menentukan capres dari PDIP. Namun publik ramai menduga Puan lah yang akan dipilih untuk menjaga trah Soekarno.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kadernya bersabar. Dia menegaskan urusan calon presiden PDIP merupakan hak prerogatifnya sebagai pemimpin partai.
“Urusan calonnya itu adalah hak Ketua Umum. Pokoke nggak mungkin ibu jebloskan kalian ke sumur. Kita kalau sudah bekerja pasti menang,” kata Mega saat berpidato dalam acara HUT PDIP di JIExpo, Selasa, 10 Januari 2023.
Megawati menegaskan belum akan mengumumkan capres yang akan mereka usung pada Pilpres 2024. Dia menyebut sudah mengetahui bahwa banyak pihak sedang menunggu partainya mengumumkan capres.
“Saiki (sekarang) banyak pihak nunggin. Gak ada, ini urusan gue,” kata Mega.
Ia turut menyinggung perayaan HUT ke-50 PDIP yang diikuti oleh ratusan media. Padahal, acara hari ini hanyalah seremonial.
“Ngopo to yo (Kenapa ya) orang ini sebetulnya seremonial 50 tahun. Karena ini yang ditunggu-tunggu kalau orang main taruhan udah masang. Sing arep diumumke Ibu sopo? (Yang mau diumumin ibu siapa?)” kata dia.
Sementara itu, menurut Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyatakan, Megawati memiliki pertimbangan tersendiri dalam mendeklarasikan capres dari PDIP.
“Pasti adalah nama yang sudah di kantong Bu Mega,” ujar Puan, Kamis (12/1/2023).
Puan mengakui, dalam acara tersebut, seluruh kader menunggu pengumuman nama capres. Termasuk dirinya. Apalagi, saat itu dalam pidatonya, Megawati menjabarkan tentang pemimpin-pemimpin perempuan. Di momen itu, Puan mengaku sempat berdebar-debar. Jangan-jangan namanya yang akan disebut Ketua Umum Megawati.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)