RUANGPOLITIK.COM— Presiden Joko Widodo mengungkap kemungkinan merombak atau me-reshuffle menteri di Kabinet Indonesia Maju masih mungkin terjadi. Meski belum memberikan kapan waktu pelaksanaan reshuffle kabinet tersebut dilakukan.
Hal itu disampaikan Jokowi merespons hasil survei Charta Politika yang menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju ia merombak susunan kabinet.
Menurut pengamat politik dan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengklaim Partai Demokrat berpeluang besar masuk kabinet pemerintahan Jokowi.
Partai politik besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu disebutnya bisa mendapat jatah menteri pada reshuffle kabinet kali ini. Sehingga Koalisi Perubahan terancam akan gagal terutama pencapresan Anies Baswedan.
“Sampai Maret mereka (Koalisi Perubahan) enggak buat keputusan di mana Maret itu besar kemungkinan terjadi reshuffle dalam bayangan saya. Nah, cepat-cepatan nih antara pemerintah dengan PKS dan Nasdem. Kalau sampai Maret nggak ada kejelasan saya kira Demokrat akan menerima tawaran kursi di kabinet,” kata Ray Rangkuti kepada wartawan Jumat (6/1/2023).
Menurut Ray jika Partai Demokrat menerima tawaran jatah kursi menteri di kabinet dan bergabung dengan poros Koalisi Indonesia Bersatu maka sangat berpeluang untuk memenangkan Pemilu 2024.
“Mereka gabung di sana dua tahun lumayan kan setelah itu gabung di KIB. Toh sama-sama hasilnya ya kan,” ucapnya.
“Di sana (Koalisi Perubahan) cawapres, di sini (KIB) cawapres. Tapi setidaknya dua tahun berkuasa dan masuk ke dalam koalisi yang potensi menangnya tinggi gitu loh, kan jadi untung,” demikian Ray Rangkuti.
Sementara itu respon Demokrat sendiri terhadap reshuffle kabinet menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta para menteri yang tergabung dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak genit berkampanye. Terutama sisa waktu dua tahun agar fokus bekerja.
“Waktu bekerja tinggal dua tahun. Rakyat tentu berharap kinerja kabinet ini semakin membaik dan fokus memulihkan kondisi negeri. Bukan malah bergenit-genit ria memanfaatkan jabatan untuk kampanye,” ujar Herzaky, Senin (26/12/2022).
Herzaky mengatakan, menteri harus fokus bekerja dalam mengatasi kondisi Indonesia yang berat saat ini.
“Kasihan Presiden Jokowi dan rakyat, kalau malah menterinya tidak fokus bekerja,” ucapnya.
Herzaky meyakini Jokowi tahu kinerja masing-masing menteri yang bekerja di bawahnya. Sehingga, jika Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat, maka dia sudah tahu harus mencopot siapa.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)