RUANGPOLITIK.COM— Peluang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, PPP dan PAN, dalam memenangkan Pemilu 2024 sangat besar jika Partai Demokrat ikut bergabung. Hal ini bisa terjadi jika Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak diterima sebagai cawapres oleh Koalisi Perubahan yang digagas Demokrat bersama PKS dan Nasdem.
Menurut pengamat politik dan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, bahwa nama AHY memang mencuat dipasangkan sebagai cawapres, mendampingi Anies Baswedan yang dideklarasikan oleh Nasdem sebagai capres.
“Kalau AHY kemudian ditolak sebagai cawapres mendingan cari keuntungan yang lain yang memungkinkan menang. Misalnya Demokrat gabung dengan KIB potensi menangnya tinggi sekali itu. Meskipun dia bukan capres,” kata Ray Rangkuti, Kamis (4/1/2023).
Kendati begitu, pengamat politik ini meyakini, AHY bakal menjadi cawapres dari Anies Baswedan yang telah diusung Nasdem.
Sementara itu, Partai Demokrat masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP) untuk mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putar mengatakan, berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tanggga (AD/ART), penentuan capres dan cawapres merupakan wewenang MTP.
“Untuk deklarasi capres dan cawapres, kita tunggu keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP). Karena sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020, keputusan untuk koalisi di Pilpres dan penentuan capres-cawapres berada dalam wewenang MTP, ” jelasnya.
Herzaky menjelaskan, saat ini ada dua arus besar keinginan di internal Partai Demokrat.
Para kader Demokrat di pusat dan daerah ingin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju pada Pilpres 2024, baik sebagai capres ataupun cawapres. Namun, Herzaky menyebutkan, di sisi lain ada masukan dari konstituen yang ingin Demokrat mengusung Anies Baswedan-AHY sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Herzaky mengeklaim, pasangan tersebut dirasa paling mampu memperjuangkan perubahan dan perbaikan, serta memiliki elektabilitas tinggi di sejumlah hasil survei.
“Dua keinginan ini tentu terus kami pelajari, kami cermati. Bagaimana bisa dipadukan. Menemukan formula terbaik agar kami bisa meraih kemenangan di Pilpres maupun Pileg 2024,” ujar Herzaky.
Ia menambahkan, Demokrat juga terus berkomunikasi dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai calon mitra koalisi di Koalisi Perubahan.
“Setelah proses di masing-masing parpol tuntas, barulah kita melakukan sinkronisasi lintas partai,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)