Ketua Bawaslu Rahmat Bagja berharap para pihak menahan diri tidak berpolitik praktis di tempat ibadah. Baginya, tempat ibadah harus menjadi tempat yang menyejukkan bagi semua umat beragama di Indonesia
RUANGPOLITIK.COM —Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta para kandidat yang akan berkompetisi di Pemilu 2024 tak melakukan kampanye di rumah ibadah.
Ia mengingatkan hal tersebut sangat berbahaya.
“Ini berbahaya, kampanye di tempat ibadah itu berbahaya sekali. Tolong jangan, jangan dilakukan, tolong jangan dilakukan,” kata Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023).
Yahya meminta indikator larangan berkampanye di tempat ibadah dipertegas lagi oleh penyelenggara pemilu.
Ia menegaskan politik identitas dalam kontestasi pemilu punya dampak merusak yang luar biasa. Menurut dia, dampak ini juga dirasakan banyak negara lain yang para kontestan pemilunya kerap menggunakan isu tersebut.
“Mari kita jangan ikut-ikutan. Pengen menang ya pengen menang, tapi jangan pakai cara itu,” kata dia.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pun sebelumnya telah mewanti-wanti semua pihak agar tak melakukan aktivitas politik yang mengarah pada dukungan dan/atau kampanye terkait Pemilu 2024 di tempat ibadah.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja berharap para pihak menahan diri tidak berpolitik praktis di tempat ibadah. Baginya, tempat ibadah harus menjadi tempat yang menyejukkan bagi semua umat beragama di Indonesia.
“Kami perlu mengingatkan ini karena nanti setelah masa kampanye (Pemilu 2024) itu termasuk dalam pelanggaran pidana pemilu. Aktivitas kampanye di tempat ibadah dilarang Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu,” kata Bagja dalam keterangan pers.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)