Langkah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuju Pilpres 2024 dipertanyakan. Pasalnya angka kemiskinan yang tinggi di Jateng sangat memprihatinkan. Hal ini diungkap oleh politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Umar Hasibuan yang menyinggung Gubernur Jawa Tengah (Jateng) karena angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya mencapai 700 Ribu warga atau tepatnya di angka 689 ribu warga.
Ia pun menyinggung keinginan Ganjar untuk menjadi Capres di Pilpres 2024 nanti.
“Yang begini mau capres? Kata trimedya Den Ganjar bisanya cuma medsos doang,” ucapnya dikutip dari akun Twitter pribadinya, Sabtu (24/12).
Saat ini sebanyak 689.710 warga Jateng yang tergolong dalam kemiskinan ekstrem bertahan dengan maksimal Rp 10.793 setiap harinya. Menurut data kemiskinan Jateng pada Maret 2023 milik Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Jateng sebesar 10,93 atau 3,8 juta. Sedangkan 1,97 persennya termasuk warga dengan kemiskinan ekstrem di Jateng.
Kabid Pemsosbud Bappeda Jateng Edi Wahyono mengatakan, warga miskin ialah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan atau berada di bawah garis kemiskinan.
Di Jateng, garis kemiskinan yakni Rp 423.264 per kapita/orang per bulannya. Sehingga, setiap warga yang mengeluarkan dana kebutuhan dasar kurang dari angka tersebut, termasuk miskin.
“Kalau kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai mereka yang hidup di bawah Rp 10.739 setiap orang setiap harinya atau Rp 322.170 per bulannya, ini menurut perhitungan Bank Dunia,” jelas Edi.
Angka kemiskinan ekstrem di Jateng 1,97 persen pada Maret 2022 itu turun dibanding Maret 2021 sebesar 2,28 persen.
Secara nasional, terjadi penurunan tingkat kemiskinan ekstrem di 34 provinsi pada periode itu menjadi 2,04 persen.
Sebanyak 20 provinsi mengalami penurunan kemiskinan ekstrem dan 14 provinsi lainnya mengalami kenaikan.
Sementara posisi relatif tingkat kemiskinan ekstrem di Jateng, saat ini 15 kabupaten/kota berada di atas angka tingkat kemiskinan Jateng (1,97 persen) dan nasional (2,04 persen).
Saat ini nama Ganjar Pranowo merupakan kandidat yang unggul dalam hasil release lembaga survei. Namun hingga saat ini pencapresan Ganjar belum mendapat sinyal ‘lampu hijau’ dari PDIP. Dan kesiapan Ganjar sebagai capres melalui pernyataan justru malah mendapatkan sanksi dari PDIP.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)