Pasca deklarasi anies 3 oktober, pertama kan sudah menjadi menarik dan menjadi perdebatan kenapa Cuma 1 partai terburu-buru dan tergesa-gesa
RUANGPOLITIK.COM — Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menyebut ada sejumlah hal yang unik dan janggal dari proses Anies dalam rangkaian safari politik. Menurutnya Deklarasi Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terkesan terburu-buru.
“Pasca deklarasi anies 3 oktober, pertama kan sudah menjadi menarik dan menjadi perdebatan kenapa Cuma 1 partai terburu-buru dan tergesa-gesa,” ujar Yunarto saat berbincang di kanal YouTube Total Politik, dikutip Jumat (23/12/2023).
Tak hanya itu, hampir di semua kesempatan yang disorot publik, Anies tampak melakukan aktivitas politik hanya dengan Partai NasDem saja.
Padahal, jika mengikuti kabar soal Koalisi Perubahan, Yunarto mengatakan seharusnya Anies juga menjalin komunikasi dan koordinasi dengan dua partai kawan koalisinya, PKS dan Demokrat.
“Kemudian diikuti oleh penampakan momen, Anies ini hanya melakukan gerakan bersama dengan Nasdem. Kita lebih sering melihat dia ada di dalam konsolidasi massa dengan kader Nasdem di berbagai daerah. Dibandingkan menjadi penengah komunikasi di antara tiga partai,” ujarnya.
Apalagi, Anies sendiri seolah-olah hanya diasuh oleh NasDem yang belum mencukupi presidential threshold sebagai peserta Pilpres.
“Padahal kan dia belum mencukupi threshold untuk menjadi capres,” ucap Yunarto.
Yunarto pun merasa aneh lantaran Anies jarang terlihat dekat dengan PKS maupun Demokrat, padahal keduanya bisa menjadi kekuatan untuk memenuhi syarat Anies sebagai Capres.
“Yang aneh adalah, kita kok jarang sekali melihat momen mas Anies bersama dengan petinggi besar itu untuk merajut prasyarat utama menjadi Capres adalah ketiga partai deklarasi,” ujarnya.
Menariknya lagi, lanjut Yunarto, Anies sendiri bukan merupakan kader NasDem. Ia lantas membandingkan jika Ganjar Pranowo atau Puan Maharani yang dideklarasikan oleh PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partainya sendiri.
“Agak unik karena dia bukan kader NasDem, beda cerita kalau misalkan Ganjar nanti dideklarasikan PDIP, saya pikir semua pasti memaklumi,” ujar Yunarto. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)