Salah satu kejutan yang mungkin adalah munculnya orang-orang yang sering disebut dalam survei itu. Sebab, menurut saya, tiga besar yang disebut tadi itu gaib juga
RUANGPOLITIK.COM — Guru Besar Komunikasi Politik UPI Karim Suryadi mengatakan jika ada kejutan calon presiden pada Pilpres 2024, maka yang paling memungkinkan adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Kita bisa melihat ada beberapa gubernur, ada Gubernur Jawa Timur misalnya, ada Gubernur Jawa Barat yang punya prestasi menurut saya, dan ini bisa dilihat,” ujar Karim dalam acara ‘Adu Perspektif, Senin (5/12/2022).
Karim menilai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bisa menjadi kuda hitam dan mengalahkan sosok yang muncul di tiga besar survei capres.
Karim awalnya berbicara mengenai 3 nama yang sering muncul pada jajaran 3 besar survei capres yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Itu disampaikan
“Salah satu kejutan yang mungkin adalah munculnya orang-orang yang sering disebut dalam survei itu. Sebab, menurut saya, tiga besar yang disebut tadi itu gaib juga. Kenapa saya bilang gaib, atas dasar apa mereka muncul? Selain karena 3 besar itu selalu muncul dalam survei meskipun dalam urutan yang berbeda,” kata Karim.
Karim menilai nama yang sering muncul pada 3 besar hasil survei bukan hasil dari kinerja. Akan tetapi, kata dia adanya daya persuasif.
“Bukan fakta kinerja, bukan fakta keunggulan prestasi, bukan. Tetapi karena mereka muncul di berbagai survei, maka itu memberikan daya persuasi, atau istilahnya tadi menghegemoni tadi,” katanya.
Karim lantas berbicara plus minus survei. Menurutnya calon yang disodorkan harus melihat pada kinerja dan prestasi.
“Nah ini sebenarnya plus minusnya survei, karena dengan daya hegemoninya seakan-akan sudah menyimpulkan di awal bahwa hanya 3 calon yang layak, padahal banyak calon lain,” jelasnya.
“Jadi menurut saya akan bermanfaat kalau kita buka perspektif itu dengan melihat jejak-jejak prestasi yang bisa disodorkan, yang bisa ditawarkan. Jadi yang kita butuhkan sekarang sebenarnya bukan hanya politisi panggung, politisi survei, yang kita butuhkan adalah politisi pekerja yang membuat track record-nya, yang membuat popularitasnya, yang membuat catatan dirinya berdasarkan kerja, kerja,” katanya.
Lebih lanjut, Karim kemudian mengibaratkan nama Prabowo, Ganjar dan Anies sebagai janin yang baru berusia 2 bulan. Ketiga sosok itu sering muncul disurvei, akan tetapi masih berusia dini.
“Jadi menurut saya meskipun ketiga nama itu sering muncul, tapi kalau diibaratkan dalam janin ya, apa yang terjadi saat ini janin itu baru berusia 2 bulan. Artinya dalam tradisi Sunda atau Jawa kan satu bulan itu herang artinya bening, 2 bulan itu lumenggang mulai ada bergerak-gerak, yang ketiga itu bergulung, menggumpal, hanya itu, sebab yang menggumpal kan baru Anies Baswedan, sementara Prabowo dan ini (Ganjar) baru bergerak cair kiri dan kanan,” paparnya. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)