RUANGPOLITIK.COM — Andi Arief Ketua Bappilu Partai Demokrat kembali bikin gaduh, setelah Presiden Joko Widodo menghadiri perhelatan yang diadakan oleh Relawan Jokowi pada Sabtu (26/11) lalu di Stadion Gelora Bung Karno. Ia mengatakan saat ini Jokowi seperti bebek lumpuh untuk melanggengkan kekuasaan.
Andi Arief menyebut Jokowi tengah berupaya menguatkan posisinya kembali dengan menggelar acara-acara relawan. Dia juga menyebut pasti ada pelibatan logistik dan sumber daya di balik pengerahan massa tersebut.
“Jadi dia berupaya untuk mencoba menguatkan diri dengan mengumpulkan relawan-relawan, mobilisasi ya, pengerahan, dan kita tahu namanya pengerahan itu kan melibatkan sumber daya lah, logistik, dan lain-lain gitu,” ucapnya.
Namun demikian, Andi Arief menganggap cara-cara tersebut biasa dalam berpolitik. Dia memandang Jokowi tengah memasuki fase bebek lumpuh. Sebagai informasi, dalam istilah politik, lame duck atau bebek lumpuh biasanya fase yang terjadi pada pemimpin di pengujung masa kepemimpinannya.
“Tapi secara umum itu Jokowi bisa dibaca sedang memasuki fase lame duck (bebek lumpuh), dalam politik biasa itu, mencoba untuk menguatkan diri dengan cara-cara itu,” pungkasnya.
Merespon hal ini, Waketum PBB Sukmo Harsono menanggapi nyinyiran Andi Arief yang dianggap mengandung narasi permusuhan.
“Andi Arief itu cerewet, tapi tidak bermutu. Istilah ungkapan ‘Bebek Lumpuh’ untuk Pak Jokowi yang hadir di acara Relawan Nusatara Bersatu, di GBK, adalah ungkapan yang narasinya mengundang permusuhan,” kata Sukmo , Minggu (27/22).
Menurut Sukmo, pernyataan Andi Arief bukan kritik, dan keluar dari substansi yang dibahas. Tindakan itu berbeda dengen elite Partai Demokrat lainnya.
“Itu bukan watak asli teman-teman Demokrat yang saya tahu santun. Andi Arief selalu memancing emosi dalam narasi-narasinya, dan itu tidak baik untuk tahun-tahun politik,” katanya.
Presiden Jokowi, kata Sukmo, berhak mendatangi acara yang mengundangnya. Termasuk hadir di acara relawan.
“Kekuatan Pak Jokowi merata dalam semua lini, bahkan akan terus sampai pasca 2024. Jadi kecintaan masyarakat pada Pak Jokowi cermin kekuatan di semua sektoral, kecuali pada segelintir orang yang memang sejak awal sudah bersebrangan dengan Pak Jokowi,” katanya.
“Andi Arief lupa bahwa AHY (Ketum Demokrat) pernah bertemu Pak Jokowi, juga Gibran, dan mereka menunjukan contoh yang baik,” katanya.
Sebelumnya, Andi Arief menyoroti acara relawan Nusantara Bersatu di GBK, Sabtu (16/11) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Andi Arief menyebut pengerahan massa seperti itu pertanda posisi Jokowi kini melemah di mata partai-partai politik.
“Ya kemarin pengerahan massa oleh Pak Jokowi itu menunjukkan Jokowi sebetulnya sedang dalam posisi melemah di mata para parpol,” kata Andi Arief saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).
Andi Arief menyebut Jokowi tengah berupaya menguatkan posisinya kembali dengan menggelar acara-acara relawan. Dia juga menyebut pasti ada pelibatan logistik dan sumber daya di balik pengerahan massa tersebut.
“Jadi dia berupaya untuk mencoba menguatkan diri dengan mengumpulkan relawan-relawan, mobilisasi ya, pengerahan, dan kita tahu namanya pengerahan itu kan melibatkan sumber daya lah, logistik, dan lain-lain gitu,” ucapnya.
Namun demikian, Andi Arief menganggap cara-cara tersebut biasa dalam berpolitik. Dia memandang Jokowi tengah memasuki fase bebek lumpuh. Sebagai informasi, dalam istilah politik, lame duck atau bebek lumpuh biasanya fase yang terjadi pada pemimpin di pengujung masa kepemimpinannya.
“Tapi secara umum itu Jokowi bisa dibaca sedang memasuki fase lame duck (bebek lumpuh), dalam politik biasa itu, mencoba untuk menguatkan diri dengan cara-cara itu,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati