Kalau dilihat dari Prabowo mau jadi menterinya Jokowi, apa yang membuat dia tidak mau jadi wakil presidennya Ganjar Pranowo?
RUANGPOLITIK.COM — Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai jika calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto bergabung dengan Ganjar Pranowo, dapat dipastikan Anies Baswedan akan tumbang.
Ray Rangkuti mengatakan kerja sama keduanya dinilai lebih efektif jika Ganjar yang jadi calon presiden (capres), sedangkan Prabowo jadi calon wakil presiden (cawapres).
Anies Baswedan diprediksi akan dipastikan tidak bisa meraih suara yang lebih besar jika kedua nama ini berduet di Pilpres 2024.
Namun, hal ini masih sebatas teori mengingat PDI-P masih belum menentukan langkahnya untuk mengusung nama calon presiden yang akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
“Saya kira tidak sulit untuk membayangkan komposisinya Ganjar dengan Prabowo dibandingkan Prabowo dengan Ganjar,” kata Ray pada Kamis 24 November 2022 lalu.
Baca:
enggartiasto-hengkang-dari-nasdem-ray-efeknya-tak-sedikit
Ray menduga, PDI-P tak akan rela jika partainya “hanya” diberi kursi calon RI-2.
Sebab, PDI-P merupakan partai penguasa. Perolehan suara partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga jauh mengungguli Gerindra pada Pemilu 2019, meski saat itu Gerindra berada di urutan kedua.
Menurut Ray, Gerindra juga tak akan mempersoalkan seandainya ketua umum mereka jadi cawapres.
Bagi partai berlambang kepala garuda itu, yang terpenting adalah tetap eksis di panggung pilpres, apa pun posisinya.
Lagi pula, Prabowo juga tak masalah duduk sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju sekalipun pada Pemilu 2019 dan Pemilu 2014 dirinya bersaing dengan Joko Widodo.
“Kalau dilihat dari Prabowo mau jadi menterinya Jokowi, apa yang membuat dia tidak mau jadi wakil presidennya Ganjar Pranowo?” ujar Ray.
Ray menilai, Gerindra akan mengambil kesempatan yang menurut mereka mendatangkan keuntungan paling besar.
Menurut survei banyak lembaga, tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu kerap menempati urutan puncak, bahkan mengungguli Prabowo.
Oleh karenanya, jika berduet, Ganjar dan Prabowo diprediksi mampu memenangkan pertarungan.
“Bagi Gerindra, apa pun ceritanya partai ini harus punya capres atau cawapres karena itu salah satu cara mereka untuk menjadikan partai ini menjadi bahan perbincangan di 2024,” kata Ray.
Ray juga yakin, seandainya Ganjar jadi capres dan Prabowo cawapresnya, keduanya mampu mengalahkan Anies Baswedan jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu benar-benar maju di panggung pemilihan.
Dalam hal ini, Ganjar punya peran besar untuk memikat suara pemilih secara luas, sedangkan Prabowo mempertahankan suara pemilih loyalnya agar tak beralih ke Anies.
Sebelumnya, muncul isu Prabowo bakal berduet dengan Ganjar Pranowo pada pemilu mendatang.
Merespons ini, Gerindra tak menjawab tegas. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono mengatakan, isu itu mungkin muncul sebagai sebuah gagasan.
“Namanya ide gagasan atau perdebatan antara siapa yang paling pas dengan siapa itu berjalan terus, dan saya belum dengar secara eksplisit,”
“Tapi mungkin ada saja yang membicarakan pasangan tertentu,” kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 22 November 2022 lalu.
Budi pun menyebut, banyak tokoh yang berpotensi mendampingi Prabowo pada pemilu mendatang. Untuk itu, pembahasan cawapres masih terus berjalan di internal Gerindra.
Sementara, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul juga tak banyak berkomentar soal ramainya isu ini.
Dia mengatakan, ihwal pencapresan menjadi wewenang Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
“Mana kita tahu, gitu lho. Ibu (Megawati) lah, yang itu,” kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 22 November 2022 lalu.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)