RUANGPOLITIK.COM— Sejarah membuktikan partai Golkar sebagai partai terbesar di Indonesia mampu menjadi icon partai yang ‘leghowo’ dalam menerima apapun hasil keputusan Pemilu.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto partainya paling berpengalaman di antara yang lainnya. Dia juga membanggakan selama Golkar menjadi peserta pemilu tidak pernah berkonflik.
“Saya katakan Partai Golkar paling berpengalaman tak ada satu pemilu pun ribut karena Partai Golkar. Partai Golkar selalu menerima kemenangan atau pun hasilnya secara sportif. Kalau ada masalah tentu dibawa ke MK tapi kalau MK menerima,” jelas Airlangga di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
“Jadi saya katakan Partai Golkar mengikuti rule of law dan itulah yang membedakan Golkar dengan yang lain. Kita tidak menyelesaikan persoalan di jalanan tapi kita ikut terhadap hukum karena kita ingin membangun bangsa juga berbasis hukum bukan otot,” sambungnya.
Dia mengatakan bahwa kadernya tidak boleh diadu domba, apalagi terkait masalah internal. Airlangga mementingkan agar masyarakat berempati kepada Partai Golkar.
“Dengan empati itulah kita memenangkan pemilu. Target Golkar kita menang 20% atau 115 kursi, tetapi untuk menang presiden kita butuh diatas 51% artinya kita harus berkoalisi untuk mendukung capres yang diusung Golkar sehingga kita bisa menang,” ucap Airlangga.
“Kemarin saya katakan di tv nya Pak Ical bahwa pemilu bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhir kita rakyat sejahtera,” lanjutnya.
Diketahui, Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menargetkan pemilih pemula pada kontestasi politik 2024 mendatang.
“60 persen pemilih pada 2024 nanti adalah pemilih pemula atau milenial. Itu harus menjadi target dari MPO itu sendiri,” ucap Lodewijk di Ballroom Hotel Sultan Jakarta Pusat, Senin (21/11/2022).
Ia menuturkan melalui MPO, Partai Golkar menggaet pemilih milenial dengan gaya mereka. Adapun strateginya, yaitu melalui media sosial.
“Gayanya mereka yang kita gunakan, bermain medsos, bermain di media elektronik,” tururnya.
Lebih lanjut Lodewijk juga menyebutkan interaksi Ketum Golkar Airlangga Hartarto di media sosial merupakan satu strategi mengubah gaya dan proses adaptasi menggaet milenial.
“Itu kan ada kalanya strategi mengubah gaya yang itu juga merupakan evaluasi dari MPO,” katanya
Editor: Ivo Yasmiati