Desmon dengan lantang mengatakan bahwa 2 mantan Kapolri tersebut merupakan akar permasalahan di Polri
RUANGPOLITIK.COM —Konflik di tubuh Poliri yang disebut perang bintang Mabes Polri terus menggaung sejak terkuaknya aksi Ferdy Sambo tembak Brigadir J di rumah dinasnya beberpa waktu lalu.
Meskipun sempat melandai, namun pengakuan Ismail Bolong kembali mengipasi bara api sehingga isu perang bintang Polri kembali memanas.
Salah satu anggota dewan komisi Desmond J Mahesa selaku Wakil Ketua Komisi III DPR RI ikut angkat bicara bahkan mengungkapkan penyebab perang bintang Polri dipicu oleh mantan dua Kapolri.
Tak hanya itu, bahkan isu perang bintang usik istana dan merembet pada bisnis sampingan Jenderal Polisi, di mana Mahfud MD mengatakan agar masalah ini dapat diselesaikan sesegera mungkin.
Perang bintang Polri yang merupakan pertikaian di antara petinggi ditanggapi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Mahfud tak lama setelah beredarnya video pengakuan Ismail Bolong yang mengatakan bahwa dirinya memberikan setoran pada Kabareskrim Polri Agus Andrianto.
Akan tetapi pada sesi selanjutnya, video Ismail Bolong mengaku di paksa Irjen Hendra menjatuhkan Kabareskrim.
Bahkan Ismail akui dipaksa bacakan secarik kertas yang dibuat oleh anak buah Irjen Hendra Kurniawan yang berisikan jika dirinya memberikan uang pada Kabareskrim.
Menggapi apa yang terjadi di Polri tersebut Desmon menjelaskan bahwa perang bintang di tubuh polri 2022 tersebut tidak ada.
Menurut anggota dewan Komisi III ini menjelaskan bahwa isi tersebut muncul tak lepas dari kondisi rusaknya sistem ditubuh Polri.
Desmon menngungkapkan bahwa hal ini juga dapat dilihat dari adanya agenda 7 mantan Kapolri yang menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu.
Akan tetapi dalam pertemuan tersebut terdapat 2 mantan Kapolri yang tidak diajak yaitu Tito Karnavian selaku Kapolri 2016-2019 dan Idham Azis selaku Kapolri 2019-2021.
Hal ini menurut Desmon meninbulkan sebuah pertanyaan, tentang apa yang terjadi di Polri serta mantan Kapolri tersebut.
Bahkan Desmon dengan lantang mengatakan bahwa 2 mantan Kapolri tersebut merupakan akar permasalahan di Polri.
“Tujuh mantan Kapolri tersebut tidak mengajak yang 2 mantan Kapolri lainnya, dan hal tersebut mengindikasikan jelas bahwa keduanya merupakan sumber masalah di Polri,” tambah Desmon.
Kartu Truf Para Jenderal
Isu perang bintang di Polri ini sebelumnya telah diungkapkan oleh ketua Indonesian Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso.
Menurut Sugeng, perang bintang ini tak lepas dari nama Ferdy Sambo yang saat ini menjadi terdakwa pembunuhan Brigadir J.
Bahkan sempat dikaitkan bahwa salah satu alasan Ferdi Sambo tembak Brigadir J karena Brigadir J mengetahui bisnis hitam Ferdy Sambo yang melibatkan Jenderal di Polri.
Hal ini bahkan menguak bagan konsorsium 303 yang sempat beredar beberapa waktu lalu.
Selain itu menurut Sugeng, bisnis lain yang melibatkan para Jenderal Polri adalah bisnis tambang ilegal.
Bisnis tambang ilegal ini yang beberapa waktu lalu di ungkap oleh Ismail Bolong meskipun Polisi berpangkat Aiptu yang telah pensiun tersebut mengkalrifikasi bahwa apa yang dilakukannya atas paksaan Irjen Hendra.
Irjen Hendra sendiri diketahui terseret dalam kasus Sambo dan telah di jatuhi hukuman diberhentikan dengan tidak hormat dari kepolisian.
Sugeng mengatakan bahwa jika bukan tidak mungkin untuk membongkar dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian.
“Para Jenderal Polri saling memegang kartu truf masing-masing sehingga mereka saling menyandera,” jelas Sugeng.
Hal ini juga sempat diungkap Sugeng pasca penembakan Brigadir J, sehingga menjadi salah satu yang menghalangi pengungkapan kasus Sambo.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)