RUANGPOLITIK.COM — Gencar melakukan safari politik di tengah masyarakat ke berbagai daerah, Anies Baswedan dianggap melakukan langkah yang kurang tepat.
Hal ini mengingat lemahnya kekuatan di poros Koalisi Perubahan yang menjadi motor pemenangan Anies Baswedan.
Menurut pengamat dan peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mendorong, agar Partai NasDem yang mengusung Anies tersebut agar lebih mengutamakan penguatan penguatan perubahan, ketimbang buru-buru mencari pasangan Anies.
Koalisi Perubahan itu terdiri dari tiga partai pendukung yakni Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Anies harus memprioritas penguatan soliditas erosi, seperti penguatan jaringan guna memperkuat koordinasi ketiga partai politik dari tingkat pusat hingga daerah,” katanya pada Minggu, (20/11).
Menurut dia, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga tidak akan lari dari perselisihan ini, meski nantinya kader mereka tidak menjadi calon cawapres Anies Baswedan.
Alasannya, lanjut dia, bagi dua partai tersebut, perselisihan perubahan merupakan kesempatan terbesar, untuk nanti masuk di pemerintahan selama 10 tahun ini sebagai partai oposisi.
“Dalam perseteruan ini mereka (Demokrat dan PKS) adalah inisiator persekutuan bersama Partai NasDem,” ujarnya.
Terlebih lagi, Mantan Gubernur DKI Jakarta juga Anies telah sampaikan enggan buru-buru menentukan calon pasangan untuk di pilpres nanti. Anies berdalih menunggu pendatang baru yang bakal menambah jajaran partai liga.
Dia menilai, sikap Anies tidak terburu-buru menentukan siapa figur yang akan mengisi posisi calon wakil presiden, juga merupakan hal yang bijak. Lebih baik menunggu terlebih dahulu, sementara melihat siapa saja calon pesaing akan maju dari perselisihan partai-partai politik lain.
“Dengan begitu, akan dapat diputuskan secara lebih matang apakah akan mencari figur dengan basis massa kuat di suatu daerah dengan jumlah pemilih besar? atau memilih figur berlatar belakang ketua umum partai dengan basis dukungan politik kuat sebagai wakil presiden yang akan mendampingi nanti?” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati