RUANGPOLITIK.COM — Sentilan politisi Demokrat Andi Arief usai pertemuan Anies-Gibran mulai membuat NasDem ‘terbakar kuping’. Pasalnya NasDem dianggap ‘genit’ dengan kandidat lain untuk mencari cawapres Anies Baswedan.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali.
“Gagalnya koalisi tidak ditentukan eksternal, yang menggagalkan kalau Nasdem, Demokrat, dan PKS saling mengunci, kalau ada yang memaksakan kehendak bakal gagal,” kata Ali, Kamis (17/11).
Tudingan melanggar displin di koalisi membuat NasDem gerah. Dan mempertanyakan pelanggaran yang dilakukan atas wacana mengusung Gibran sebagai cawapres Anies Baswedan.
“Kedisiplinan apa yang kemudian dilanggar oleh NasDem? NasDem sampai hari ini tidak pernah melanggar komitmen apa yang sedang dibicarakan di rencana mitra koalisi,” kata Ahmad Ali saat dihubungi, Rabu (17/11).
Ali meminta Demokrat tak perlu sensitif dalam merespons wacana-wacana yang muncul.
“Tapi yang ingin saya bilang begini, bahwa teman-teman di Partai Demokrat nggak perlu sensitif. Kedua, kita tidak pernah menyepakati atau melarang untuk orang berpendapat ya kan. Kemudian mengapa harus terganggu dengan pernyataan-pernyataan seperti itu. Itu kan wacana merespons apa yang ada. Jadi NasDem itu tidak pernah akan masuk di ruang tentang wakil presiden karena itu domain Anies,” kata Ali.
Kendati demikian, Ali mengatakan hubungan ketiga partai masih terjalin baik. Dia menegaskann delegasi para partai masih menjalin komunikasi yang intensif.
“Yang pasti NasDem, Demokrat, dan PKS sadar betul bahwa hari ini kita sedang ditonton dan dinantikan masyarakat. Nasdem secara terbuka sudah menyatakan mendukung Anies,” tuturnya.
Namun, Anies menegaskan pertemuannya dengan Gibran tak memiliki rencana khusus terkait pilpres 2024. Hal itu disampaikan Anies usai bertemu tim kecil rencana koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS yang mendukungnya di Pilpres.
“Tidak ada yang khusus dengan mas Gibran kemarin kita silaturahmi lebih banyak ngobrolin tentang pembangunan kota,” kata Anies di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (18/11).
Sementara itu, polemik yang sempat mengguncang Koalisi Perubahan antara Demokrat dan NasDem tak direspon serius oleh PKS. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai positif terkait dinamika internal tersebut. Pernyataan ini ia sampaikan di Jakarta, Jumat (18/11).
“Bagian dari ta’aruf. Saling mengenal. Nanti akan saling faham. Dan akan saling kerja sama. Itu bedanya koalisi terpimpin yang semua mesti tunduk,” ujarnya.
Dia pun menjelaskan sejak awal pihaknya bersama Demokrat dan PKS ingin membangun koalisi yang setara.
“Setara adalah satu partai dan partai lain sama kedudukannya, tidak ada yang lebih dominan, tidak ada yang melebihi memaksakan kehendaknya,” ucap Ali.
Mardani menilai dinamika itu bagian dari bentuk saling mengenal satu sama lain. Dia mengatakan itu lah yang menjadi risiko dari koalisi bukan terpimpin.
“Kita di koalisi perubahan menikmati proses. Apalagi kita punya Mas Anies yang jadi perekat,” ujar Mardani.
Tak hanya itu, anggota Komisi II DPR ini memastikan rencana koalisi perubahan tidak akan gagal. Akan selalu maju terus meski ada rintangan.
PKS Mulai Melunak, Tak Lagi Ngotot ‘Aher’ Dipilih
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan pihaknya tak masalah jika mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tak dipilih sebagai cawapres Anies.
Menurut dia, yang terpenting dalam calon mitra koalisi bersama Partai Nasdem, dan Partai Demokrat adalah pasangan calon (paslon) yang bisa memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Begini kita sepakat penentuan cawapres itu mendongkrak kemenangan, jadi kami berkomitmen, siapapun yang dipilih oleh calon presiden (Anies) dengan pertimbangan rasional itu kita yakini akan membawa pada kemenangan,” papar Sohibul ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).
“Saya kira kami di PKS tidak ada masalah (jika tak dipilih),” sambungnya.
Demokrat Minta Maaf, AHY Kendorkan ‘Bargaining’ Demi Koalisi Terbentuk
Sikap serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Ia mengungkapkan pihaknya tak memasang harga mati bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus menjadi cawapres.
Dalam pandangannya, semangat perubahan dan perbaikan bisa dicapai jika bakal koalisi nantinya bisa memenangkan Pilpres.
“Jadi tentu segala strategi termasuk pasangan cawapres ini adalah faktor memenangkan yang jadi pertimbangan kami. Jadi tentu akan (jadi) keputusan capres (Anies) dan dibicarakan juga dengan partai koalisi,” ungkapnya.
Anies Tunda Penetapan Cawapres, Demokrat Ingin Sebelum Akhir Tahun
Kisruh yang terjadi akibat siapa yang akan dipilih Anies Baswedan, membuat mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak mau buru-buru. Pasalnya ‘siapa cawapres Anies’ menjadi intrik untuk memecah belah Koalisi Perubahan.
Sehingga Anies menegaskan tak mau buru-buru, ia akan umumkan cawapres sebelum pencoblosan.
“Ya saya kira kalau mau main badminton, menentukan pasangan kalau belum tahu kontestan diseberang bagaimana?” sebut dia.
Sebagai capres NasDem, Anies menyatakan rencana koalisi dukungan PKS dan Demokrat kepadanya berjalan mengalir. Semua pihak saat ini kata dia masih membahas soal arah koalisi, dan belum berbicara soal cawapres.
Dia menyebut semua opsi cawapres masih terbuka dan akan dibahas bersama. Dia menegaskan kriteria cawapres tetap mengacu pada tiga kriteria yakni, membantu pemenangan, bantu solidaritas partai dan pemerintahan.
“Kita bertiga bereskan dulu bagian kita, sambil menunggu. Ini bagian dari strategi, karena itu kenapa prematur untuk membicarakan pasangan sekarang,” tandasnya.
Menurutnya, kriteria cawapres yang akan dipilihnya sederhana namun ditentukan pada saat mendekati hari pencobolosan.
“Jadi saya rasa pada fase ini itu fase kita lihat semua opsi kemudian kriteria sederhana kok. Bantu pemenangan, bantu solidaritas partai, dukungan, dan efektivitas pemerintahan, sudah itu saja,” ujar Anies Baswedan kepada wartawan di Rumah Makan Pagi Sore, Saharjo, Jakarta Selatan, Jumat (18/11).
Sebaliknya, Demokrat ingin deklarasi Koalisi Perubahan dan Cawapres ditetapkan bersamaan. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, Jumat (18/11) di Jakarta.
Herman Khaeron mengatakan rencananya deklarasi koalisi akan digelar akhir tahun ini. Pendeklarasian tersebut sekaligus pengumuman calon wakil presiden (cawapres) yang akan dipasangkan dengan Anies Baswedan.
“Ya kita tunggu saja, (deklarasi) sebelum 2023 lah, akhir tahun,” kata Khaeron.
Hal itu, kata dia, sampai saat ini sedang dikoordinasikan dengan NasDem dan PKS.
“Ya harusnya begitu (sekaligus cawapres). Jadi kami memang di Demokrat, menginginkan bahwa deklarasi bersama koalisi itu harus sudah ditentukan capres-cawapresnya sehingga ini menjadi perjuangan bersama,” tutur dia.
Editor: Ivo Yasmiati