RUANGPOLITIK.COM — Gerak politik yang begitu cepat di Koalisi Perubahan, salip menyalip, tikung menikung, pro kontra dan harus diakhiri dengan kesepakatan cukup membuat Ketua Umum Partai Dmokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gamang.
Bagaimana tidak, sebagai sosok yang cukup populer di berbagai hasil survei saat digandengkan dengan Anies Baswedan, peluang AHY sebagai cawapres Anies semakin tipis.
Meskipun tak menyatakan secara lugas, penggalan lagu satir dengan syair ‘harusnya aku’ yang dinyanyikan oleh AHY cukup mengisyaratkan kesedihannya dalam zona pertikungan ‘pendamping Anies’.
Lagu yang populer dibawakan oleh grup band Armada ini, seperti mengisyaratkan persaingan dan restu sesama putra mahkota yakni Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang saat ini sedang menjabat. Gibran dibidik oleh NasDem sebagai pendamping Anies. Meski Anies menepis isu ini.
Sementara AHY, putra mahkota Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap lebih kredibel secara karir dan akademis, meski masih minim pengalaman di pemerintahan.
Tak hanya itu, sebelumnya Demokrat dan PKS yang bergabung dalam Koalisi Perubahan, sama-sama mengajukan kader mereka untuk mendampingi Anies. PKS mengajukan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, sedangkan Demokrat mengajukan AHY sebagai teman duet Anies.
AHY awalnya bicara soal kemungkinan yang masih banyak terjadi menjelang Pemilu 2024. Dia mengatakan masih ada waktu untuk membahas koalisi, namun Demokrat tak ingin lama-lama membuat kesepakatan,
“Kemungkinan-kemungkinan masih banyak terjadi, betul? Pertanyaannya sekarang bulan apa hari ini? November 2022. Kapan pendaftaran? Waktunya masih cukup jauh tetapi kita ingin yakinkan tidak ingin mengulur-ulur waktu tentunya, sepakat semuanya? Tapi juga jangan tergesa-gesa, gopoh,” ujar AHY dalam sambutannya saat pelantikan 27 DPC Demokrat se-Jawa Barat di Sentul International Convention Centre (SICC) Bogor, Sabtu (19/11/2022).
AHY mengatakan Partai Demokrat tak ingin berkoalisi hanya untuk gimik politik. AHY mengatakan hal itu akan membuat koalisi rapuh.
“Kalau hanya sekadar bersatu cuma sekadar gimik politik saya khawatir koalisinya akan mudah rapuh, betul? Buat apa kalau hanya sekadar mendeklarasikan tetapi pecah di tengah jalan? Betul?” ucapnya.
Dia mengatakan koalisi yang diikuti Demokrat harus kokoh hingga Pemilu 2024 berakhir. Dia mengibaratkan koalisi yang tak kokoh seperti hubungan dua orang berpacaran namun akhirnya menikah dengan orang lain.
“Kalau sekali terbentuk maka harus kokoh sampai tujuan akhir, apa tujuan akhir kita? Menang, betul? Ada yang ingin tidak menang? Ada yang hanya ingin yang penting jalan, ada nggak? Kalau sekadar jalan ya kayak pacaran itu. Jalan bareng, nonton bareng, ke mal bareng, naik motor bareng, tapi nggak jadi, yang kawin orang lain,” tuturnya.
AHY kemudian menyanyikan penggalan lirik lagu ‘Harusnya Aku’ dari Armada. Dia mengajak para kadernya bekerja bersama agar koalisi Demokrat kokoh sampai akhir Pemilu 2024.
“Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia,” nyanyi AHY.
“Gitu lagunya katanya, maksudnya daripada lagu itu ada daripada nanti kita nyanyi lagu itu, kita ikhtiarkan bersama-sama dari sekarang, sehingga kalau jadi, jadi beneran, sepakat semuanya?” lanjutnya.
Kesedihan AHY untuk kehilangan peluang ‘kursi cawapres’ ini terlihat ketika PKS mulai menyatakan tak keberatan jika cawapres di luar koalisi. Sehingga Demokrat harus sepakat demi bertahan di koalisi ini.
Tak hanya itu, Anies Baswedan pun tak ingin menyebutkan nama cawapres. Anies mengatakan nama cawapres nanti saat akan pencoblosan. Sementara partai Demokrat ingin, rencana deklarasi dan nama cawapres ditentukan dalam waktu bersamaan.
Pernyataan ini disampaikan oleh
Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, pada Jumat (18/11) di Jakarta.
Herman Khaeron mengatakan rencananya deklarasi koalisi akan digelar akhir tahun ini. Pendeklarasian tersebut sekaligus pengumuman calon wakil presiden (cawapres) yang akan dipasangkan dengan Anies Baswedan.
“Ya kita tunggu saja, (deklarasi) sebelum 2023 lah, akhir tahun,” kata Khaeron.
Khaeron mengatakan, Demokrat ingin pendeklarasian koalisi sekaligus dibarengi dengan pengumuman capres dan cawapres. Hal itu, kata dia, sampai saat ini sedang dikoordinasikan dengan NasDem dan PKS.
“Ya harusnya begitu (sekaligus cawapres). Jadi kami memang di Demokrat, menginginkan bahwa deklarasi bersama koalisi itu harus sudah ditentukan capres-cawapresnya sehingga ini menjadi perjuangan bersama,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati