RUANGPOLITIK.COM — DPD Partai Gerindra Jatim menanggapi pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf yang mengizinkan ponpes menerima kunjungan kandidat capres atau cawapres. Meski demikian, Gus Yahya menegaskan tak ada capres atau cawapres yang berasal dari NU.
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad mengatakan memang ada sembilan pedoman berpolitik warga Nahdlatul Ulama yang dicetuskan dalam Muktamar NU Krapyak Tahun 1989 silam.
Muatan dari pedoman itu memberikan gambaran gerakan politik NU dikategorikan hi-politics. Lantas, dimaknai sebagai politik kebangsaan bukan politik praktis.
“Sangat bagus jika NU memberikan pemaknaan yang lebih kontekstual terhadap isi dan muatan pada sembilan pedoman berpolitik itu,” kata Sadad dalam penjelasannya, Kamis (17/11) kemarin.
Wakil Ketua DPRD Jatim itu melanjutkan, hal tersebut menurutnya semakin menegaskan posisi NU dalam kancah politik nasional. Disamping juga menjadi kanalisasi agenda politik parpol dan kandidat agar selaras dengan frame politik kebangsaan NU.
Apalagi bagi parpol maupun capres sudah pasti NU dilirik sebagai aliansi strategis. Sebab, NU merupakan organisasi dengan jumlah anggota yang besar. Sehingga penting pemaknaan yang lebih kontekstual.
“NU adalah organisasi yang dibentuk dengan seperangkat nilai-nilai, serta kontribusinya pada bangsa ini begitu besar,” ucap Sadad yang juga dikenal politisi berlatarbelakang nahdliyin ini.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya kembali menegaskan posisi NU dalam Pilpres 2024. Dengan tegas Gus Yahya mengatakan tidak ada capres/cawapres atas nama NU.
Hal ini diungkapkan Gus Yahya saat dimintai tanggapan perihal sejumlah tokoh potensial Pilpres 2024 mulai melakukan silaturahmi dengan kalangan pesantren. Menurut Gus Yahya, itu merupakan hak politik masing-masing.
Namun, atas nama NU tidak mengusung tokoh tertentu. “Saya tegaskan tidak ada capres atas nama NU, tidak ada capres/cawapres atas nama NU itu tidak ada,” katanya saat ditemui seusai agenda Rakor Persiapan Resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama di Surabaya, Selasa (15/11/2022).
Sementara jika ada tokoh yang melakukan sowan ke kalangan pondok pesantren, Gus Yahya tak melarang. Sebab itu merupakan hak masing-masing. Hanya saja, dia kembali menegaskan jika organisasi NU tidak mengusung tokoh tertentu.
Dia memastikan NU akan tetap mengambil posisi netral. “Pokoknya tidak ada atas nama NU,” ucap Gus Yahya mengulang penegasan sebelumnya.
Editor: Ivo Yasmiati