RUANGPOLITIK.COM — Sejumlah rumah warga di Desa Elat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, dibakar massa saat bentrok dua warga desa pecah di wilayah tersebut, Sabtu (12/11/2022).
Bentrok yang melibatkan warga Desa Bombai dan Desa Elat ini dipicu masalah sengketa lahan di wilayah tersebut.
“Ada beberapa rumah warga yang terbakar,” kata Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat di ruang kerjanya, Sabtu sore.
Peristiwa ini juga menyebabkan dua anggota polisi terluka karena terkena panah. Tak hanya itu, massa yang terlibat bentrok juga membakar rumah hingga bangunan sekolah.
“Beberapa rumah warga terbakar kemudian ada bangunan sekolah, SMP juga terbakar,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat kepada wartawan, Sabtu (12/11).
Selain itu, sejumlah warga juga dilaporkan mengalami luka bacok. Hanya saja polisi belum merincikan jumlah korban yang terluka.
“Ada beberapa warga masyarakat juga dari kedua belah pihak juga mengalami luka-luka. Masyarakat terkena luka panah, luka bacok,” ujar Kombes Roem.
Merespons insiden itu, sedikitnya ada 3 SSK aparat gabungan TNI-Polri yang disiagakan saat bentrokan terjadi. Terbaru, Polda Maluku kembali menerjunkan personel tambahan ke lokasi.
“Dan tadi juga sekitar jam 11 Kapolda telah memerintahkan penebalan pasukan di sana sehingga dikirim 2 SST dari Brimob dan Polres Malra dipimpin langsung oleh Kapolres dan Wakapolres,” ucap Roezimak.
Selain rumah warga, bentrokan tersebut menyebabkan dua gedung sekolah yakni SMP Negeri 1 Kei Besar dan SMA Kei Besar hangus.
“Kemudian ada bangunan SMP dan SMA Kei Besar tadi juga sempat dirusak dan dibakar,” katanya.
Bentrokan pecah saat warga Desa Bomba dan Desa Ohoi Ngudru memaksa memasang sasi atau larangan adat di perbatasan Desa Elat. Warga dua desa itu mengkelaim lahan di perbatasan itu sebagai tanah mereka.
Warga Desa Elat yang tidak terima dengan pemasangam sasi adat itu lantas melakukan perlawanan hingga akhirnya terjadilah bentrok.
Menurut Roem, situasi kemanan di wilayah tersebut telah terkendali.
“Sampai saat ini situasi sudah terkendali, aparat sudah ada di lapangan dan dipimpin langsung oleh Kapolres dan Wakapolres,” katanya.
Selain bangunan yang rusak, sejumlah warga dari dua desa terluka akibat sabetan parang atau anak panah dalam bentrokan itu. Sebelumnya, warga kedua desa juga pernah terlibat bentrok pada 6 Oktober 2022.
Editor: ivo Yasmiati