RUANGPOLITIK.COM — Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan dukungan pada partai-partai politik belum pulih. Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang surplus dibanding hasil pemilu 2019, dan hanya Gerindra yang stabil. Partai lainnya mendapat dukungan masih di bawah hasil pemilu 2019. Termasuk suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merosot.
“PPP dari 4,5 persen menjadi 3,3 persen,” jelas Deni Irvani.
Untuk mengantisipasi agar elektabilitas PPP tidak makin anjlok, maka partai besar Islam ini harus ekstra kerja keras.
“Rekrutmen kader muda, karena PPP lemah pada pemilih muda,” ungkapnya kepada Rupol, Selasa (01/11/2022).
Dan hasil kemunduran ini juga dialami oleh partai lama seperti partai Golkar dan PDI-P. Deni menilai ada beberapa penyebab mengapa suara pemilih PPP mulai menurun. Karena basis utama PPP adalah NU, sehingga hal ini harus dibangkitkan kembali.
“Basis massa Nahdlatul Ulama sangat penting bagi ormas Islam terbesar, terutama dukungan dari tokoh-tokoh NU ini sangat penting sekali,” jelasnya.
Dan jika Erick Thohir diusung oleh PPP, akankah ini akan membawa dampak elektoral bagi PPP sebagai partai pengusung? Deni mengatakan jika hasil ini butuh studi yang lebih komprehensif.
“Saya belum punya data tentang ini,” pungkasnya.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1027 atau 84%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). (IY)
Editor: Ivo Yasmiati