Masyarakat kan tidak terafiliasi secara langsung dengan partai politik. Sehingga mereka lebih bersikap netral dan tidak politis. Hanya mereka menginginkan figur-figur ini jadi presiden
RUANGPOLITIK.COM — Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Teguh Yuwono menilai kondisi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kurang lebih sama.
Ganjar kata Teguh, teguran dari PDI-P terhadap Gubernur Jawa Tengah itu tak akan banyak berpengaruh pada loyalitas pendukungnya.
Teguh mengatakan dukungan tersebut karena menginginkan figur Ganjar sebagai presiden.
“Masyarakat kan tidak terafiliasi secara langsung dengan partai politik. Sehingga mereka lebih bersikap netral dan tidak politis. Hanya mereka menginginkan figur-figur ini jadi presiden,” kata Teguh, Selasa (1/11/2022).
Baca juga:
Begitu juga dengan Anies, Teguh menilai sosok mereka sama-sama dikagumi masyarakat dan memiliki banyak pendukung.
“Itu sama juga kasusnya dengan Anies. Bedanya, Anies Baswedan tidak punya partai politik. Sehingga dia lebih leluasa melamar ke partai-partai tertentu. Tapi kasus Ganjar berbeda karena ada ikatan yang kuat dengan PDI-P di situ poinnya,” ujar Teguh.
Hal itu dibuktikan melalui hasil survei berbagai lembaga. Diketahui, elektabilitas Ganjar sebagai capres ada di kisaran angka 20 persen.
“Saya kira persoalannya bukan pada Ganjar ambisius atau tidak. Saya kira masyarakat yang mengangkat Ganjar sebagai figur presiden itu kan bukan sesuatu yang tiba-tiba,” terangnya.
Lebih lanjut dia menyebut dengan sistem presidensial yang dianut Indonesia, kader partai memungkinkan untuk menjadi calon presiden selama mempunyai potensi menang. Hal ini berbeda dengan sistem parlementer.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)