RUANGPOLITIK.COM — Kehadiran Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada acara ‘PKB Road to Election 2024’, menunjukan koalisi Gerindra dan PKB sudah terkunci. Langkah Prabowo menjadi Capres 2024 akan semakin terbuka, tinggal menunggu siapa cawapres yang akan mendampinginya.
Kehadiran Prabowo yang disambut meriah oleh ribuan kader PKB seluruh Indonesia, menandakan satu poros pilpres sudah terbentuk. Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai langkah yang diambil Prabowo dan Gerindra dengan mengunci PKB terlebih dulu, merupakan strategi cerdas.
“PKB itu sudah dikunci Prabowo. Apapun komitmen mereka, tapi Prabowo melaju jauh di depan dalam perburuan tiket capres. Tidak ada jalan lain bagi PKB, selain mengusung Prabowo,” ujar Efriza melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Minggu (30/10/2022).
Dengan bergabungnya Gerindra dan PKB, jalan Prabowo menuju kontestasi Pilpres 2024 sudah terbuka lebar. Syarat Presidential Threshold (PT) 20 persen sudah terpenuhi, tinggal menunggu siapa pasangan yang akan mendampingi sebagai cawapres.
“Saya melihat peluang Cak Imin tidak terlalu besar, karena terlihat seperti ada keraguan dari Prabowo dan Gerindra. Karena kalau memang Cak Imin diinginkan (Prabowo), tentu mereka sudah deklarasi, ngapain menunggu-nunggu,” sambung Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan di berbagai perguruan tinggi itu.
Efriza melihat ada sesuatu hal yang mengganjal bagi Prabowo untuk menggandeng Muhaimin, terutama soal elektabilitas yang masih rendah.
“Tapi sepertinya bukan hanya soal elektabilitas saja. Cak Imin juga tidak bisa mendapatkan dukungan dari PBNU. Kita tahu bagaimana hubungannya dengan Gus Yahya (Ketum PBNU) yang tidak bagus. Prabowo pasti melihat itu juga,” terangnya.
Namun strategi Prabowo mengunci PKB itu sangat tepat, karena untuk memenangkan pilpres Prabowo butuh dukungan kalangan NU.
“Dengan mengunci PKB, maka perwakilan NU sudah di tangan. Siapapun nantinya cawapres, maka sudah bisa dipastikan akan mendapatkan suara dari Nahdliyin,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Ivo Yasmiati