Andai ingin memaksakan Puan Maharani, cukup jadikan Puan cawapres dengan syarat maju dengan paket pasangan sendiri Ganjar-Puan
RUANGPOLITIK.COM — Perbandingan elektabiltas Ganjar Pranowo dan Puan Maharani sangat jauh terpaut namun PDIP masih mencoba untuk mendongkrak elektabilitas Puan agar bisa dicapreskan PDIP.
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan jika merujuk hasil berbagai survei, elektabilitas Puan Maharani tetap berada di papan bawah. Puan adalah capres potensial yang terdegradasi, sejak 2020 survei dilakukan hingga saat ini sedangkan Ganjar tetap berada di tiga besar.
Puan Maharani telah melakukan upaya pencitraan politik, mengadakan pertemuan dan kunjungan ke daerah-daerah, bersilaturahmi dengan masyarakat namun nyatanya elektabilitas Puan Maharani tetap tidak terdongkrak dari papan bawah. Sebaliknya malah acap kali memunculkan polemik negatif seperti saat Puan menjadi tukang bangunan, menanam padi dan berbagi kaos.
“Secara internal kader PDIP juga tidak menjatuhkan pilihan kepada Puan Maharani tetapi kepada Ganjar Pranowo. Simulasi pasangan calon dengan Puan Maharani juga tidak berpotensi menang berbeda dengan Ganjar misalnya,” ujar Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo tersebut, Selasa (18/10/2022).
Bahkan, Puan telah melakukan silaturahim dengan ketua umum-ketua umum partai lain untuk membangun koalisi namun pasca pertemuan itu malah kontra produktif.
“Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan dipercepat pula, pertemuan dengan Prabowo dan Muhaimin menghasilkan wacana Prabowo-Muhaimin, pertemuan dengan Airlangga malah hasil survei LSI Denny JA Ganjar-Airlangga potensi menang,” jelasnya.
Menurut Efriza hal itu semestinya menjadi alarm bagi PDIP untuk tidak lagi memaksakan Puan Maharani sebagai capres dari PDIP. Partai-partai lain cenderung lebih mendukung PDIP dan berkenan berkoalisi jika yang diajukan Ganjar Pranowo.
PDIP sebaiknya lebih memilih Ganjar Pranowo, yang juga memang didukung anggota internalnya. Jika ingin memaksakan Puan Maharani sebaiknya mengusung Ganjar-Puan dengan maju sendiri tanpa berkoalisi.
“PDIP tidak bijak jika memaksakan Puan Maharani dan bersiap oposisi. Ingat PDIP sebagai oposisi juga tidak sukses, karena PDIP butuh satu dekade untuk memimpin kembali,” paparnya.
Efriza menilai PDIP tetap sulit untuk mengangkat elektabilitas Puan karena karakter personal dari Puan Maharani sendiri. “Ia sudah lama menjabat di berbagai jabatan pemerintahan ternyata memang figur dirinya juga kinerjanya tak tertanam dan melekat erat di benak masyarakat,” kata Efriza.
Puan juga dianggap terlalu elitis, kaku, dan tak dapat mendekatkan diri bersama masyarakat. Ia juga dianggap tak nyaman ketika berada di kerumunan dengan masyarakat.
“Ini PR bagi PDIP untuk merubah image Puan Maharani dalam bersikap, memperhatikan moodnya, membangun hubungan erat Puan dengan kader dan masyarakatnya. Namun, ini butuh waktu lama, dan juga perlu kenyamanan Puan melakukan itu dengan rasa sukarela dari hatinya,” paparnya.
Puan Maharani memang lebih tepat bekerja sebagai pejabat partai semata. Ia berpotensi besar selain Prananda untuk suksesi kepemimpinan ketua umum Megawati Soekarnoputri.
Sedangkan untuk capres berikan saja kepada Ganjar Pranowo, sebagai simbol PDIP memang peduli kadernya, rekrutmen terbuka, dan orang yang memang dipilih oleh masyarakat. “Andai ingin memaksakan Puan Maharani, cukup jadikan Puan cawapres dengan syarat maju dengan paket pasangan sendiri Ganjar-Puan,” pungkasnya.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)