RUANGPOLITIK.COM — Rencana koalisi Gerindra-PKB untuk menduetkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar, sepertinya tidak akan terwujud. Gerindra dan Prabowo meragukan dukungan PBNU dan Gusdurian terhadap Muhaimin, sehingga suara maksimal dari warga NU tidak akan terpenuhi.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Dr Sholeh Basyari, ketika berbincang dengan RuPol, Minggu (15/10/2022).
“Saya mendengar ada syarat dari Prabowo, yakni adanya dukungan dari PBNU dan Gusdurian. Jika Cak Imin tidak memenuhi itu, maka Prabowo tidak akan menggandengnya sebagai cawapres,” ujar Sholeh.
Aktivis NU itu melihat, syarat yang diajukan oleh Prabowo itu susah untuk dipenuhi oleh Muhaimin, mengingat adanya friksi yang tajam dengan keduanya. Sholeh juga menyoroti adanya ketimpangan antusiasme antara Gerindra dengan PKB, dalam wacana duet Prabowo-Muhaimin.
“Kita lihat sendiri di media-media. Orang-orang PKB begitu bersemangat bicara pasangan Prabowo-Muhaimin, tapi tidak diikuti oleh Gerindra. Belum ada tuh elit Gerindra yang bicara soal cawapres Prabowo adalah Muhaimin. Kasian juga sih, hehe…,” jelas Sholeh sambil tertawa.
Gerindra lebih banyak berbicara tentang koalisi Gerindra-PKB, namun tentang sosok cawapres Prabowo mereka belum berani menyebut nama Muhaimin secara terang. Lanjut Sholeh, kondisi itu yang menyiratkan bahwa Prabowo masih menimang-nimang sosok cawapresnya.
“Beberapa waktu terakhir, Prabowo malah akrab dengan Erick Thohir. Dan kita tahu juga, Erick memiliki kedekatan dengan Struktural PBNU dan lebih bisa diterima juga oleh Gusdurian,” sambungnya.
Mengenai peluang Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo, Sholeh berpendapat peluangnya lebih besar.
Erick Thohir memiliki beberapa keunggulan dibanding Muhaimin, yang memungkinkan Prabowo lebih memilih dirinya. Selain memiliki kedekatan khusus dengan PBNU dan bisa masuk ke kelompom Gusdurian, Erick juga berpeluang membawa partai-partai lain bergabung ke koalisi pengusung, karena juga memiliki kedekatan dengan PAN dan PPP.
“Jika melihat gaya berpolitik Cak Imin pada pilpres-pilpres lalu, kemungkinan PKB akhirnya mendukung Erick juga besar sekali. Saya rasa semua juga berpendapat seperti itu,” pungkasnya. (ASY)