RUANGPOLITIK.COM — Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani semakin menunjukkan kepiawaiannya dalam strategi politik menghadapi pemilu 2024.
Safari Politik Puan Maharani ke empat ketum parpol dipandang oleh Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari sebagai salah satu strategi.
Strategi yang dimaksudkan menurut Sholeh Basyari adalah sebagai bentuk representasi keunggulan yang dimiliki Puan Maharani.
“Jika strategi ini berjalan, keunggulan institusi PDIP berkelindan dengan keunggulan personal puan, dia bisa leading,” ujarnya, Selasa (11/10/2022).
Sebagai partai pemimpin koalisi pemerintah, Puan mengambil alih peran Megawati dengan sangat smooth. Gaya komunikasi politik yang kaku oleh Megawati, bisa ditampilkan Puan dengan lebih luwes dan bisa berkomunikasi dengan partai manapun, termasuk dengan Demokrat dan PKS.
“Pencapresan Anies Baswedan oleh NasDem harus diakui mengoyak keutuhan partai koalisi. Puan berupaya untuk merajut itu lagi, dengan komunikasinya yang luwes, apalagi sebagai perempuan, tentu Puan memiliki sifat alami keibuan dan lembut,” jelasnya.
Sholeh Basyari mengatakan ada agenda besar yang selama ini menjadi isu panas, yakni keinginan Jokowi untuk menghadirkan pilpres hanya dua pasangan calon tanpa Anies Baswedan.
“Itu saat ini yang juga dicoba wujudkan oleh safari politik Puan. Harus kita akui, Puan makin matang dan makin bisa diandalkan oleh Jokowi sebagai sosok yang bisa menterjemahkan semua keinginannya dengan cara-cara yang tepat,” kata Sholeh Basyari.
Apabila komunikasi Puan dengan Demokrat dan PKS mencapai titik temu, maka pencapresan Anies tinggal menjadi sekelumit kisah dalam sejarah Pilpres 2024.
“Akan muncul dua pasang calon, yang tentunya merupakan hasil kompromi seluruh partai dan disetujui oleh Presiden Jokowi,” ujarnya.
Hal tersebut bisa terwujud, karena menurutnya Puan sebagai partai penguasa memiliki instrument kekuasaan dan pengaruh politiknya.
“Masalahnya adalah apakah Puan piawai memanfaatkan keunggulan dan keuntungan politik tersebut,” pungkasnya.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)