Bambang menegaskan saat ini yang jauh lebih penting bagi polisi adalah segera mengusut tuntas penyebab utama insiden maut di Stadion Kanjuruhan
RUANGPOLITIK.COM –Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengkritik pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menawarkan anak korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, untuk menjadi anggota Korps Bhayangkara.
Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto menilai tawaran Listyo tidak proporsional dan terasa kurang mendidik.
“Terlepas dari niat baik yang patut kita hargai, pola-pola pemberian janji-janji dan harapan seperti ini tidak proporsional dan tidak mendidik dengan cara yang benar,” ujar Bambang kepada awak media, Selasa (4/10/2022).
Bambang menegaskan saat ini yang jauh lebih penting bagi polisi adalah segera mengusut tuntas penyebab utama insiden maut di Stadion Kanjuruhan.
Hal itu, imbuhnya, akan lebih melegakan keluarga korban ketimbang tawaran masuk polisi.
Selain itu, Bambang mengingatkan bahwa yang tidak kalah penting adalah memastikan rekrutmen polisi berjalan profesional dan bukan didasari rasa belas kasihan semata.
“Yang terpenting saat ini adalah mengusut tuntas akar masalah penyebab kematian 125 orang suporter Arema dalam tragedi Kanjuruhan,” tegasnya.
Sebelumnya, Listyo sempat bertakziah ke rumah salah satu korban meninggal tragedi Stadion Kanjuruhan. Ia menyampaikan secara langsung dukacita yang mendalam dan menawarkan anak korban masuk polisi.
Kalau kamu masuk polisi mau enggak?” tanya Listyo kepada anak tersebut.
Adapun dalam tragediKanjuruhan, setidaknya ada 125 orang yang tercatat meninggal dunia versi pemerintah. Sementara data terbaru versi Posko Postmortem Crisis Center per Selasa pukul 02.00 WIB ada 133 korban tewas yang telah teridentifikasi.
Pihak Aremania yang mewakili suporter menduga jumlah korban tewas lebih dari 200 orang.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)