Komnas HAM dan Komnas Perempuan menduga Brigadir J lakukan pelecehan tersebut saat di Magelang
RUANGPOLITIK.COM –Komnas HAM dan Komnas Perempuan hingga saat ini tetap ngotot minta kepolisian menindaklanjuti dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Almarhum Brigadir J terhadap Putri Candrawati.
Berbeda dengan laporan sebelumnya, Setelah Komnas HAM dan Komnas Perempuan melakukan penyelidikan dan permintaan keterangan, hingga mereka temukan dugaan pelecehan seksual dan hasilnya dimasukkan dalam laporan pemantauan dan penyelidikan peristiwa kematian Brigadir J di rumah dinas Eks Kadiv Propam Polri.
Komnas HAM dan Komnas Perempuan menduga Brigadir J lakukan pelecehan tersebut saat di Magelang.
Sedangkan pihak LPSK ragu. LPSK meragukan Putri Candrawathi diperkosa Brigadir Joshua di Magelang dan Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu menyebut 6 dari 7 kejanggalan atau keganjlan terkait tuduhan asusila ini.
Kejanggalan pertama, saat di Magelang masih ada Kuwat Maruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu, kecil kemungkinan terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual atau kekerasan seksual.
Berita Terkait:
LPSK: Ferdy Sambo Berikan Janji Manis pada Bharada E agar Patuhi Skenario
Wakil Ketua LPSK: Kasus Ferdy Sambo Sejak Awal Janggal, Jadi Autopsi untuk Apa?
Kilas Update: Bharada E Dapat Perlindungan Darurat dari LPSK
Kasus Sambo, Bripka Ricky Rizal Akhirnya Ajukan Justice Collaborator
Poin Kedua yakni dalam konteks relasi kuasa tidak terpenuhi. Karena Brigadir Joshua adalah anak buah dari Irjen Ferdy Sambo. Sedangkan Putri Candrawati merupakan istri jenderal.
Ketiga, diperlihatkan dari perilaku Putri Candrawati yang terkesan masih mencari-cari Brigadir Joshua.
Kejanggalan keempat, Brigadir J disuruh untuk menghadap ke Putri Candrawati tanggal 7 di Magelang. Kata Edwin, itu janggal karena sebuah keanehan jika Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya.
Dan yang keenam, Edwin mengungkap bahwa itu tergambar jelas dalam rekonstruksi.
Edwin menuturkan seharusnya yang ditelusuri lebih dalam adalah penyebab Ferdy Sambo marah dan nekat merencanakan pembunuhan Brigadir Joshua.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)