RUANGPOLITIK.COM –Dugaan kasus penganiayaan santri asal Palembang, Sumatra Selatan, pertama kali terungkap dari unggahan pengacara kondang Hotman Paris di akun Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, ibunda dari almarhum AM menangis sambil mengadu kepada Hotman Paris atas kematian anak pertamanya yang dirasa tidak wajar.
Selanjutnya, Hotman Paris langsung meminta Kapolda Jawa Timur untuk melakukan penyelidikan atas pelaporan ibu tersebut atas kasus kematian anaknya.
Kejanggalan tersebut bermula saat sang ibu menerima kabar bahwa anaknya meninggal pada Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.20 WIB.
Akan tetapi, dalam surat keterangan yang diterima pihak keluarga, AM meninggal pada pukul 06.45 WIB pada hari yang sama.
Berita Terkait:
Izin Ponpes Shiddiqiyyah Dicabut, Musni Umar: Jangan Lembaganya Dibubarkan, Tapi Oknumnya yang Ditindak
Wapres Tinjau Hunian hingga Menapak Tilas Ponpes
Digeruduk Ratusan Wartawan, Summarecon Bantah Pakai Preman
PAN Ancam Balik Ade Armando yang Somasi Eddy Soeparno
Meskipun jenazah sang putra sudah dipulangkan dan dimakamkan, namun sang ibu masih belum menerima dan ingin meminta keadilan atas kematian anaknya tersebut.
Ia berharap aduannya kepada Hotman Paris menjadi batu loncatan agar mendapatkan titik terang atas kematian sang anak.
Setelah viralnya video tersebut, akhirnya pihak Ponpes Gontor melakukan klarifikasi dan meminta permohonan maaf kepada keluarga korban.
Tak hanya itu, ternyata ada korban lain penganiayaan selain yang dialami oleh korban (AM).
Kapolres Ponorogo, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi Catur Cahyono, mengungkap korban dugaan penganiayaan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo lebih dari satu orang.
Hal itu menjadikan total ada tiga korban penganiayaan yakni AM dan dua santri lain yang dikabarkan mengalami luka.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)