RUANGPOLITIK.COM –Mantan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa tiba-tiba menghadiri workshop DPRD PPP se-Indonesia di Hotel Red Top Pecenongan, Jakarta. Ia pun langsung diusir peserta workshop.
Dalam sebuah video yang diterima RuPol, terdengar suara penolakan terhadap kehadiran Suharso.
“Keluar-keluar kita mau bimtek,” kata seorang kader dalam video tersebut.
Sementara, Suharso tetap di atas panggung arena workshop. Ia dikerubungi sejumlah kader PPP. Sholawat pun berkumandang dari kader PPP yang mengelilingi Suharso.
Sementara, Suharso Monoarfa enggan memperdulikan usiran para kader PPP tersebut. Kepala bappenas ini tetap di atas panggung arena workshop. Ia dikerubungi sejumlah kader PPP. Salawat pun berkumandang dari kader PPP yang mengelilingi Suharso.
Menurut sumber seorang elite PPP, Suharso memaksa masuk ke acara. Ia awalnya sempat diusir. Bahkan ada yang melempari botol di workshop hari kedua PPP ini.
“Memaksa datang ke acara, Suharso Monoarfa diusir dari lokasi Workshop Nasional Anggota DPRD Fraksi PPP se-Indonesia di Redtop Hotel Jakarta Pusat. Peserta juga sempat melempari botol ke arah Suharso,” ujar seorang sumber ini.
Berita Terkait:
Suharso Dicopot Dari Ketum PPP, Golkar: Tidak Ada Perubahan di KIB
Gelombang Menggoyang Suharso Monoarfa dari Kursi Ketum PPP
Dialog Menuju Pemilu 2024: “Menakar Peluang PPP Lolos ke Parlemen pada Pemilu 2024”
Pemecatan Suharso Bakal Berdampak ke KIB, PPP Bisa Mencari Koalisi Baru
Sementara itu, dalam video tersebut Suharso sempat memberikan orasi. Menteri PPN/Bappenas ini menegaskan masih sebagai ketua umum PPP. “Saya masih ketua umum,” tegasnya.
Saat ini redaksi sudah mencoba mengkonfirmasi informasi ini kepada ketua panitia workshop yang juga Ketua DPP PPP Achmad Baidowi namun tidak ada balasan. Sementara Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono tidak membalas sambungan telepon.
Adapun Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang digelar di Serang, Banten, Minggu 4 September 2022 memutuskan untuk memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum. Suharso digantikan oleh senior PPP yakni Muhammad Mardiono.
Daftar Dosa Suharso Monoarfa di PPP
Pemberhentian Suharso Monoarfa dari jabatan ketua umum PPP merupakan kumpulan dari masalah di internal. Dari masalah elektabilitas PPP yang jeblok jelang pemilu hingga pernyataan kontroversial Suharso soal amplop kiai yang memicu kemarahan banyak pihak.
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengakui, masalah pernyataan amplop kiai menjadi pemicu. Akibat pernyataan tersebut, tiga majelis PPP dua kali mendesak Suharso untuk mundur dari partai. Ketegangan antara Suharso majelis PPP mendorong digelarnya Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang memberhentikan Suharso dan mengukuhkan Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum.
“Itu tidak bisa dipungkiri ada sebagai faktor pendorong bukan penentu,” ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 5 September 2022.
Akhirnya, Partai Persatuan Pembangunan menggelar Mukernas untuk memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai ketua umum. Dalam forum Mukernas, 30 DPW yang hadir menginginkan ada pemisahan fungsi dan tugas ketua umum. Ketua umum diminta fokus untuk konsolidasi dan tugas kepartaian. Tidak menjalankan fungsi di pemerintahan sebagai menteri.
“Jadi itu dominasi kesadaran dan keinginan agar ada diferensiasi atau pemisahan fungsi-fungsi dari fungsi kepartaian yang dibutuhkan untuk meningkatkan konsolidasi untuk memfokuskan kerja kepartaian dengan katakanlah fungsi-fungsi yang diemban pimpinan partai yang ada di pemerintahan,” ujar Arsul.
Sejak lama di internal PPP menginginkan ketua umum tidak rangkap jabatan sebagai menteri. Diskusi di internal PPP sudah lama digaungkan dan Suharso juga sudah dengar.
“Kalau yang menjadi pimpinan ppp itu tidak merangkap di jajaran pemerintahan. Diskusi itu sudah lama dan pak Suharso juga sudah mengetahui,” ujar Arsul.
Alasannya tidak jauh dari urusan Pemilu 2024. Arsul mengungkap elektabilitas PPP yang jeblok menjelang Pemilu 2024. Dalam beberapa survei, elektabilitas PPP disalip oleh Perindo.
“Apalagi ini sebagian, yang mau saya bilang adalah ketika kemudian katakanlah kok Perindo tiba-tiba di satu dua survei itu nyelip PPP, temen-temen itu kan ini gimana,” ujar Arsul.
“Bukan tidak menyalahkan Pak Suharso, kemudian jawabannya kita harus melakukan pemisahan fungsi, pokonya yang di partai itu fokus ngurus partai gitu loh,” tegas anggota Komisi III DPR RI ini. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)