RUANGPOLITIK.COM – Dalam Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan di Bandung, 28 Agustus 2022, sejumlah kelompok relawan Jokowi kembali memunculkan wacana tiga periode.
“Kembali munculnya wacana tersebut semakin menegaskan bahwa skenario tiga periode terus hidup dan dijalankan. Kamhar menilai hal tersebut menjadi operasi politik mendesepsi publik yang dilakukan elit-elit dilingkaran dalam kekuasaan untuk melanggengkan kekuasaan,”ujar Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani dalam siaran persnya, Sabtu (3/9).
Menurutnya, berbahaya jika wacana tersebut terus-menerus dipelihara dan dikumandangkan.
“Pak Jokowi juga semestinya tegas merespons ini. Sebagai anak kandung reformasi, adalah keliru atas nama demokrasi memberi ruang terus mengemukanya wacana dan memberi lampu hijau pada gerakan yang mematikan demokrasi dan reformasi itu sendiri,” tegas Kamhar.
Berita Terkait:
Demokrat: Tidak Setuju Rencana Pemerintah Naikkan BBM
Gerindra-PKB Resmi Koalisi, Demokrat: Komunikasi Kami Intens ke PKS-NasDem
Demokrat Masih ‘Jomblo’, Potensi Koalisi ke Nasdem dan PKS
Kamhar mengingatkan kembali bagaimana wacana tersebut mulanya berhembus dari orang-orang dekat Jokowi seperti Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, dan sejumlah menteri lain di Kabinet Indonesia Maju.
“Dalam prosesnya kemudian direpresentasikan oleh beberapa anggota kabinet yang dikomandoi Pak LBP dan menimbulkan perlawanan keras dari rakyat dan elemen civil society termasuk aksi demonstrasi Mahasiswa di seluruh Indonesia yang turun ke jalan menolak perpanjangan masa jabatan atau penambahan periodesasi presiden pada bulan April lalu,” ujarnya.
Ia pun meminta agar sebaiknya kelompok relawan membuang jauh-jauh keinginan perpanjangan masa jabatan presiden ini. Tak hanya bertentangan dengan aspirasi rakyat, hal tersebut dinilai bentuk nyata pengkhianatan amanat reformasi.
“Kelompok relawan dan Pak Jokowi mestinya fokus menunaikan dan menuntaskan janji-janji politiknya yang hingga kini tak kunjung dipenuhi, malah sebaliknya kehidupan rakyat semakin susah,” pungkasnya.
Editor: Rikky A. D
RuPol