RUANGPOLITIK.COM — Peneliti dari Universitas Pramadina, Ahmad Khoirul Umam mengatakan jangan sampai 2024 menjadi pemilu perpisahan bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) buntut konflik internal yang terjadi.
Umam mengatakan desakan tiga elemen Majelis PPP, yakni Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Kehormatan yang meminta Suharso Monoarfa mundur dari kursi Ketua Umum PPP harus benar-benar disikapi dan dipertimbangkan.
Menurutnya, tiga elemen Majelis ini menunjukkan solidnya kekuatan politik DPP PPP yang menghendaki pemberhentian Suharso.
“Jika memang sebagian besar elit dan juga arus akar rumput menghendaki pemberhentian Suharso, maka DPP PPP harus segera memutuskannya secara cepat,” katanya kepada RuPol melalui pesan singkat, Kamis (1/9/2022).
Berita Terkait:
PBNU: Ketum PPP Tidak Paham Cara Menghormati Pesantren
Terkait ‘Amplop Kiai’, Polda Metro Jaya Jadwalkan Pemanggilan Ketum PPP
Forum Santri Banyumas Desak Suharso Mundur dari Ketum PPP
Ketum PPP Diminta Mundur, Awiek: Pengurus DPP Akan Gelar Rapat
“Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi ‘pemilu perpisahan’ bagi PPP dari jajaran elit partai Senayan,” tambahnya.
Dia mengingatkan, saat ini hanya terpaut waktu 1,5 tahun menuju Pemilu 2024. Jika menunda-nunda keputusan, efek dominonya bisa menghantam dan bergulir ke mana-mana.
Namun, jika memang benar DPP PPP solid untuk mempertahankan Suharso, maka harus siap dengan segala risiko yang mempertaruhkan nasib dan kelangsungan partai.
Sebelumnya, ramainya desakan mundur kepada Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, semakin mengencang setelah kalangan internal DPP PPP juga ikut menyuarakan hal tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, tiga majelis resmi internal DPP PPP, yakni Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan dan Majelis Kehormatan juga kompak mendesak Suharso mundur.
Dalam surat yang sampai ke redaksi RuPol, terlihat ada tiga orang pimpinan majelis yang ikut bertanda tangan dengan stempel masing-masing.
Ketua Dewan Majelis Syariah KH. Mustofa Aqil Siradj, Ketua Majelis Pertimbangan Muhammad Mardiono, dan Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur.
Pada isi surat, ada penjelasan pengantar tentang kondisi kekinian PPP, terutama terkait elektabilitas yang terus menurun.
Kemudian, ada juga penjelasan yang lebih rinci tentang Suharso Monoarfa yang sedang memiliki banyak persoalan, mulai dari rumah tangga, pelaporan dugaan gratifikasi, dan juga dugaan penghinaan terhadap kiai dan kalangan pesantren.
Dengan banyaknya persoalan yang menimpa Suharso tersebut, majelis-majelis partai di DPP PPP berkesimpulan untuk meminta Suharso Monoarfa berbesar hati untuk mundur.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)