RUANGPOLITIK.COM-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat untuk bersyukur. Sebab, Pemerintah Indonesia masih memberikan subsidi terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite.
Dengan demikian, harga Pertalite saat ini masih dinilainya terjangkau bagi masyarakat.
“Kalau bensin di negara lain sekarang harganya (disetarakan dengan kurs rupiah) sudah Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia Pertalite masih Rp7.650 (per liter), tapi juga perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah sangat terlalu besar,” kata Jokowi dikutip RuPol dari Antara pada Selasa (2/8/2022).
Jokowi menjelaskan, anggaran subsidi dari APBN meningkat signifikan, dari sebelumnya Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun.
Berita Terkait:
Pertanyaan Jokowi: Kalau BBM Naik Ada yang Setuju?, Ini Kata Warga…
Pertamina: Empat Hari Dibuka, Pendaftaran BBM Subsidi Tembus 50 Ribu Kendaraan
Puan: Antisipasi Antrean BBM dengan Distribusi yang Optimal
Kenaikan BBM, Pengamat: Dulu Air Mata Puan Hanya Kepentingan Politik Semata
Oleh karena itu, Jokowi menengaskan bahwa tidak ada negara lain yang sanggup memberikan subsidi BBM sebesar itu.
“Negara manapun tidak akan kuat subsidi sebesar itu. Tapi sekarang Alhamdulilah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama,” ujarnya.
Selain subsidi BBM, pemerintah juga akan tetap memberikan subsidi pangan.
Hal tersebut dilakukan agar kenaikan pangan di domestik akibat tekanan rantai pasok pasar global dapat diatasi.
“Di negara lain (harga) sudah naik 30 persen, 40 persen, 50 persen naik. Karena apa ? mereka yang makan gandum, baik di Asia, Afrika, Eropa, sekarang berada di posisi yang sangat sulit, sudah mahal, barangnya tak ada,” tutur Jokowi.
Dia mengatakan, negara saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari pemulihan Covid-19 hingga konflik Ukraina dan Rusia.
“Baru akan melakukan pemulihan (dari pandemi Covid-19) tapi muncul sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh muncul yang namanya perang di Ukraina, sehingga semuanya menjadi bertubi tubi menyulitkan semua negara, hampir semua negara pada posisi yang sangat sulit,” ujarnya.
Editor: Bejo. S
(RuPol)