RUANGPOLITIK. COM-Para penjual hewan kurban, baik sapi maupun kambing, sudah mulai melakukan aktivitas dagang sejak 25 Juni lalu. Namun, dampak wabah PMK sagat mereka rasakan. Mulai omzet dan jumlah sapi kurban yang menurun.
Sokip, penjual sapi asal Kediri di daerah Semolowaru, Surabaya mengatakan omzetnya turun hingga 50% dan sapi yang dijual tidak sebanyak tahun lalu dampak dari wabah PMK.
“Penjualan kurban tentu saja menurun adanya wabah PMK. Kurang lebih 100 yang dijual, tahun lalu 100 lebih. Omzet menurun sekitar 50%,” kata Sokip kepada awak media, Selasa (5/7/2022).
Meski begitu, sudah sekitar 50 ekor sapi dagangannya yang terjual. Dua di antaranya dibeli penyanyi dangdut Via Valen seberat satu ton. Dia menjual sapinya mulai harga Rp 15-60 juta.
“Via Valen beli dua sapi, berat masing-masing 1 ton. Tiap tahun beli di sini,” ujarnya.
Untuk pengurusan izin ke Pemkot Surabaya, ia mengatakan prosesnya tidak terlalu sulit dan hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Bedanya, karena ada wabah PMK ia harus menyertakan surat sehat hewan.
Berita Terkait:
Anggota DPR Geram ke Pejabat Kementan, Minta Negara Hadir di Tengah Wabah PMK
Menteri Pertanian Absen Rapat, DPR Kecewa Terhadap Sekjen Mentan RI
Wabah PMK, Ma’ruf Amin: MUI Sudah Keluarkan Fatwa
Tangkal Wabah PMK, Wamentan: Distribusi Daging Sapi Diperketat Jelang Idul Adha
“Melalui prosedur gampang, izin kecamatan, polsek, RT, RW. Izinnya sama saja cuman ditambah dinas kesehatan (surat sehat). Tiap tahun begitu. Sudah dicek (DKPP), dikasih stiker telah diperiksa kesehatan,” jelasnya.
Sementara Mawan, penjual hewan kurban kambing di Jalan Ngaglik, Surabaya tidak mengalami dampak pada penjualannya. Meskipun ada wabah PMK ia mengaku tetap menjual 45 ekor kambing dengan harga mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.
“Lancar-lancar saja, stabil. Harganya tetap, ga naik dan ga turun. Wabah PMK ga berpengaruh. Sebelum dibawa ke sini diperiksa dokter. Penjualan tetap, ga ada masalah. Kambing dari Malang,” ujarnya.
Ia mengatakan jika masih dua hari berlapak hewan kurban kambing di Jalan Ngaglik. Biasanya, H-5 Idul Adha mulai banyak pembeli kambing untuk kurban.
“Ini baru empat ekor terjual, tahun lalu habis semua. Biasanya H-5 sampai H-1 baru rame pembeli. Mepet-mepet,” terangnya. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)