RUANGPOLITIK.COM-Di kalangan Generasi Z, nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapat elektabilitas tertinggi berdasar hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas dan telah dirilis, Rabu (22/6/2022). Dalam survei tersebut, Generasi Z memilih latar belakang capres pada Pemilu 2024 dari kalangan militer.
Untuk diketahui, Generasi Z adalah masyarakat Indonesia yang berusia di bawah 26 tahun. Dan dalam survei ini Litbang Kompas, generasi Z adalah mereka yang berusia 17 hingga 25 tahun.
“Karena responden muda, kita mempertimbangkan latar belakang calon sosok (presiden) ketika mau memilih. Dan latar belakang yang paling dipertimbangkan adalah latar belakang (capres) dari militer yaitu TNI atau Polri,” kata peneliti Litbang Kompas Arita Nugraheni kepada awak media, Jumat (1/7/2022).
Kendati begitu, Arita mengatakan tidak semua sosok yang memiliki latar belakang militer (TNI-Polri) secara otomatis punya elektabilitas tinggi. Contohnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
“Sosok militer ada AHY dan Andika Perkasa, tapi mereka tak sepopuler (Prabowo) dan elektabilitasnya di bawah 5 persen,” ungkapnya.
Berita Terkait:
Waketum Gerindra: Prabowo Unggul di Berbagai Survei Capres
Elektabilitas Anies Baswedan Ungguli Prabowo dan Ganjar Dalam Survei Polmatrix
Survei Polmatrix: 77,8 persen publik puas kinerja Presiden Joko
Mengapa demikian? Arita menjelaskan hal itu disebabkan pertimbangan lain terkait sosok capres yang diidamkan responden yaitu memiliki pesona, wibawa dan tegas.
“(Pertimbangan) itu bisa jadi dilihat kuat di Pak Prabowo, mungkin AHY dan Andika belum. Kompleks sebenarnya, karena elektabilitas itu muara dari pertimbangan kesukaan, popularitas dan pertimbangan lainnya. Tidak bisa juga hanya karena latar belakang militer maka punya elektabilitss tinggi,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pada responden generasi Z, Prabowo memiliki tingkat keterpilihan 28,9 persen. Sementara di posisi kedua ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo dengan elektabilitas 23,1 persen.
Survei tersebut dilaksanakan melalui tatap muka yang melibatkan 1.200 responden pada 26 Mei hingga 4 Juni 2022. Para responden dipilih secara acak, menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error ± 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)