RUANGPOLITIK.COM-Kemunculan virus Hendra di Australia menyebabkan kekhawatiran di tengah masyarakat setelah Covid-19 turun kasusnya.
Banyak orang khawatir virus Hendra akan menjadi pandemi baru seperti Covid-19.
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani, mengatakan bahwa virus Hendra lebih mematikan dari Covid-19.
Dia menyimpulkan demikian setelah melihat tingkat kematian atau case fatality virus Hendra yang cukup tinggi.
“Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian,” kata Laura kepada awak media, Rabu (2/6/2022).
Menurut Laura, penularan virus Hendra ke manusia diawali dari reservoir alami virus yakni kelelawar yang menginfeksi kuda.
Berita Terkait:
Lima Jenis Virus Hepatitis, Simak Penyebab, Gejala, Penularan dan Cara Pencegahannya
Ada 228 Kasus Dugaan Hepatitis Misterius, Prof Zubairi Ungkap Virus Penyebabnya
Virus Corona Omicron Mengancam, Lebih Menular Dari Varian Delta dan Beta
Pandemi Belum Berakhir, Epidemiolog Minta Jokowi Rincikan Aturan Lepas Masker
“Kotoran atau urine kelelawar yang jatuh pada rumput makanan kuda, dapat menyebabkan kuda terinfeksi virus Hendra. Manusia dapat terinfeksi virus ini bila terpapar cairan atau droplet dari kuda yang terinfeksi virus Hendra,” katanya.
Laura mengatakan, penularan virus dari kuda ke manusia lebih mudah ketimbang kelelawar ke manusia. Hal ini disebabkan kuda dan manusia sama-sama mamalia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus Hendra adalah menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.
“Juga khususnya kepada orang-orang yang memiliki kontak langsung kepada hewan ternak seperti kuda, harus menjaga higienitas dan sanitasi lingkungan hewan ternak,” ujarnya.
Selain itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dan tidak menyentuh area wajah yang membentang horizontal dari dahi menuju ke dagu secara vertikal (T-Zone).
Vaksin dari virus Hendra memang sudah ditemukan, namun hanya terbatas pada hewan. Untuk itu, optimalisasi dapat dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi pada hewan untuk menghindari penyebaran virus Hendra.
Laura yang merupakan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) tersebut menjelaskan, virus yang berasal dari kelelawar Pteropus ini pertama kali diisolasi pada wabah tahun 1994 di Brisbane, Australia.
“Saat itu ditemukan kematian kuda dan manusia akibat virus ini. Setelah diselidiki lebih lanjut, virus Hendra bersifat zoonosis yang artinya bisa berpindah dari hewan ke hewan, maupun hewan ke manusia,” tuturnya.
Meski belum ditemukan kasus di Indonesia, Laura menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dengan cara meningkatkan kebersihan diri. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)