RUANGPOLITIK.COM-Untuk kesiankali, pengurus Partai Demokrat Lampung (PD) menilai partainya tidak demokratis. Kali ini, Nerozely Kunang yang mengatakan hal itu.
Ketua Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) Provinsi Lampung itu mengatakan hal itu setelah dikalahkan Budiman AS memperebutkan ketua DPC PD Kota Bandarlampung.
Nero mengatakan dirinya didukung 9 pimpinan anak cabang (PAC) yang sah sedangkan Budiman didukung PAC yang habis masa jabatannya, namun diperpanjang untuk keperluan muscab.
“Hal itu jelas melawan keputusan DPP PD,” katanya, Selasa (10/5/2022). Dia menilai hal ini sangat memprihatinkan, penuh kejanggalan, dan tidak demokratis.
Berita Terkait:
Dibanding Anies dan Ganjar, AHY Punya 2 Modal Konkret Hadapi Pilpres 2024
Pertemuan Airlangga-AHY, Golkar dan Demokrat Punya Sejarah Panjang
Puan Cibir Pemimpin Ganteng Tak Bisa Kerja, Demokrat: Bukan AHY
Disandingkan dengan Anies, AHY: Saya Fokus Cari Tiket Koalisi Dulu
Nero menilai legalitas PAC yang mendukung Budiman melanggar aturan DPP. “Kok bisa-bisanya DPP menetapkan orang yang melanggar aturan DPP PD,” katanya.
Belum lagi, dia mendapatkan info keputusan penetapan ketua DPC Kota Bandarlampung tidak berdasarkan rapat Tim 5. “Ada kesan dipaksakan,” katanya.
Menurut Nero, penetapan ketua DPC PD Kota Bandarlampung tidak demokratis. Hal itu akan mengancam citra partai yang akan mengusung AHY sebagai presiden dan menghadapi Pemilu 2022.
“Kalau cara-cara tidak demokratis dilakukan bukan tidak mungkin citra PD di Pemilu 2024 akan jeblok,. Banyak kader-kader partai yang meninggalkan partai ini,” katanya.
“Hal ini sudah terjadi di Lampung, tak perlu saya sebut namanya satu per satu,” bebernya.
Sejak dinahkodai Edi Irawan Arief, satu per satu “kelasi” kapal meninggal Partai Demokrat Provinsi Lampung. Terakhir, Senin (25/4/2022), Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Metro Sudarsono.
Dua hari sebelumnya, Sabtu (23/4/2022), Muhammad Yusrizal, ketua tiga periode Partai Demokrat Lampung Utara dan Ketua DPRD Lampung Utara Periode 2009-2014, pamit hendak mencari kapal lain.
Sebelumnya Musdacab Partai Demokrat, kader-kader partai potensial yang telah berkeringat membesarkan partai memilih mundur. Mereka tersebar di kabupaten/kota.
Sudarsono, ketua DPC Partai Demokrat Kota Metro, Lampung itu pernah berjasa pada masa kepemimpinannya, 2008 – 2015, mengantarkan lima kadernya jadi anggota DPRD Metro. Dia sendiri disapuk jadi ketua Dewan.
Secara resmi, dia telah mengirimkan surat mundur dari Partai Demokrat pada 25 April 2022. Sudarsono mengaku sudah bulat meninggalkan partai yang pernah dibesarkannya itu.
“Tadinya saya berharap ada perubahan yang baik di tubuh PD Lampung lewat Edi Irawan. Tapi ternyata justru yang terjadi sebaliknya. Hal ini tidak baik untuk demokrasi, makanya lebih baik mundur,” ucapnya.
Ia juga menyinggung kuatnya intervensi yang dilakukan Edi Irawan Arief dalam Muscab PD Lampung beberapa waktu lalu. “Sudah tidak ada demokratis-demokratisnya lagi di PD (Lampung),” tandasnya. (Her)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)