Oleh: Herman Bathin Mangku***
RUANGPOLITIK.COM — Kedatangan Ketua KPK Firli Bahuri pada pelantikan JMSI Lampung membawa hikmah, dua orang sahabat yang telah berseteru selama 6 tahun, akhirnya rujuk dan saling tukar cincin.
Dua sahabat tersebut adalah Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dengan Politisi Senior Lampung Alzier Dianis Thabrani.
“Cincin apa itu Zier,” tanya Arinal.
Paham maksud Arinal, Alzier pun menawarkan cincin itu.
“Mau tah lu Jun,” ucap Alzier tersenyum.
Keduanya terkekeh-kekeh, Alzier pun kemudian mencopot cincinnya lalu diamati Arinal.
Momen langka usai prosesi dan pelantikan pengurus JMSI Lampung di Hotel Novotel, Kota Bandarlampung, Sabtu sore (23/4/2022), tidak lepas dari pengamatan, Herman, wartawan Rupol, yang duduk di meja bundar di belakang keduanya dan mendengar percakapan Merle’s soal cincin.
Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan Lampung (LPPL) Alzier Dianis Thabranie menilai batu akiknya jelek, terutama gagang pengikatnya.
“Ntar dibagusin dulu,” ujar Alzier Dianis Thabranie yang merupakan Ketua DPD Partai Golkar Propinsi Lampung.
Keduanya memang bersahabat lama, kawan “mudo”, bahkan keduanya memanggil nama sejak 40 tahun lalu.
Namun, politik memaksa mereka ‘pisah ranjang’ tahun 2016, yang dipicu oleh gejolak di partainya. Sekelompok pengurus di Partai Golkar menggusur kepemimpinan Alzier, yang awalnya ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung, dan belakangan memunculkan nama Arinal Djunaidi sebagai calon.
Sejak saat itu, perseteruan antara keduanya mulai nampak ke permukaan, antara lain terlihat ketika bertemu dalam acara peluncuran “Koran BE-1 Lampung” di Rumah Makan Kayu, Alzier menolak berjabatan tangan dengan Arinal.
Berita terkait:
Di Lampung, Warga Lumpuhkan Begal Dapat Penghargaan
Demo Ribuan Mahasiswa Lampung Dihadapkan Kawat Berduri
Dituding Jadi Pengeroyok Ade Armando, Warga Lampung Rilis Alibi Kegiatan
Fraksi PDIP DPRD Lampung: Tiga Periode Presiden Langgar UUD 45
Sejak Arinal terpilih jadi gubernur Lampung, Alzier menjadi yang terdepan dalam mengkritisi setiap kebijakan Arinal.
Sampai, desas-desusnya, Alzier hendak dilaporkan atas statemennya lewat media siber maupun podcast.
Namun, kedua sahabat lama itu akhirnya saling merindukan juga. Soal tukar cincin, gambaran kedekatan hubungan lama mereka, tanpa ada batas, tak ada ‘jaim-jaiman’, jauh dari formalitas sebagai pejabat maupun tokoh politik daerah ini.
Alzier berusaha mencairkan kebekuan selama enam tahun kedua sahabat tersebut sejak pertemuan keduanya di depan Ketua KPK Firli Bahurli sebelum acara sore itu.
Ketika Arinal pidato, Alzier berkomentar: hebat!

Usai acara, semuanya “cair”, lumer. Bahkan, Alzier yang berjuluk “Bahuga Jak Waylima” (ayam hutan dari Waylima, Kabupaten Pesawaran) seakan waktu berlalu cepat.
Alzier mengantarkan dan melepas dengan pelukan Arimal naik kendaraan meninggalkan lokasi acara.
Kedua politikus hebat provinsi ini semakin terlihat hebat dengan mempertontonkan kebesaran jika dan berkahnya silaturahmi di bulan Ramadan 1443 H.
Masyarakat Lampung ikut “adem” melihat keduanya “rujuk”.
“Mantap, pemimpin-pemimpin Lampung dua jempol,” ujar seorang pejabat Diakominfotik Lampung lewat whatsapp, Sabtu malam.(23/4/2022).
Orang dekat Alzier pun ikut gembira cairnya hubungan kawan “lamo” itu.
Ketika Rupol konfirmasi “rujuk” keduanya, Alzier malah mengajak warga Lampung mendukung pembangunan yang tengah dilakukan Arinal.
“Kita semua, rakyat Lampung, harus saling bahu membahu, dukung langkah-langkah Gubernur Arinal Junaidi,” katanya.
Keduanya “pisah ranjang” karena politik. Dalam politik, ada adagium populer yang mengatakan bahwa “tidak ada teman dan musuh yang abadi. Yang ada hanya kepentingan yang sama’. Pesan terakhir Alzier, kedepannya, jangan ado pilih kasih yuuu…!.”
Nah, terjawab sedikit, ada kecemburuan, tapi hanya mereka berdua yang tahu disaksikan pihak ketiga: batu cincin.
Editor: Chairul Achir
(RuPol)