RUANGPOLITIK.COM – Mantan Panglima TNI yang juga aktivis KAMI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada pemerintah, harus berhati-hati dengan wacana penundaan pemilu.
Menurutnya, Indonesia memiliki pengalaman pahit dengan perpanjangan jabatan presiden tersebut, dengan melihat sejarah Bung Karno dan Pak Harto.
Gatot menyebutkan, sekuat apapun pemimpin tersebut, akan tumbang juga ketika menyatakan diri ingin menambah kekuasaan.
“Sekarang gini aja, Bung Karno menyatakan seumur hidup, betapa kuatnya dia kemudian jatuh, Pak Harto juga sama yang begitu kuat, tapi jatuh,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (20/3/2022).
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini ingin mengatakan, jika pemerintah tidak taat kepada konstitusi, maka konsekuensinya adalah rakyat akan memakzulkan pemerintahan tersebut.
“Sesuatu yang tidak secara konstitusi itu pasti akan ditentang oleh rakyat. Kalaupun jadi (wacana penundaan pemilu) rakyat bebas (bertindak) tidak bisa kena hukum. Ini presiden-presidenan atau presiden beneran? Kan gitu,” katanya.
Apalagi sampai saat ini, penolakan terhadap wacana tersebut menguat, tidak saja di kalangan masyarakat, namun sebagian besar partai politik juga menolak.
Berita terkait:
Wacana Penundaan Pemilu, Dibuat Terencana, Terstruktur dan Masif
PPP Akhirnya Putuskan Menolak Penundaan Pemilu 2024
Sikap Tegas Puan Menolak Penundaan Pemilu, Membuat Masyarakat Simpati
Survey SMRC: Masyarakat Yang Puas Kinerja Jokowi, Tolak Penundaan Pemilu
Pihaknya kembali menegaskan bahwa kemungkinan pemakzulan pemerintahan oleh rakyat akan bisa terjadi kapanpun jika rakyat sudah jengah dengan kebijakan nyeleneh yang dikeluarkan pemerintah.
“Mungkin saja, karena berdasarkan tokoh besar, Bung Karno kan tokoh proklamasi betapa kuatnya jatuh, Pak Harto juga jatuh,” pungkasnya. (YON)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)