Tetap Ngotot Walau Menertawakan Diri Sendiri
Meski fenomena respons positif masyarakat terhadap figur kepala daerah yang dianggap sukses telah berhasil menyingkirkan figur-figur ketua umum partai. Tetapi ketua-ketua umum partai masih berpikir bahwa mereka laku dijual kepada publik, hasil survei elektabilitas publik malah tak dijadikan kajian oleh mereka, mereka tetap ngotot dengan alasan bahwa ketua umum partai adalah ikon partai, maka ia tetap harus menyodorkan dirinya sebagai calon presiden.
Akhirnya, mereka diibaratkan menertawakan diri mereka di ruang publik. Seperti: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang telah lelah memasangkan merek yang cocok buat menaikkan nama Muhaimin Iskandar yang merupakan Ketua Umum Partai sekaligus calon presiden dari PKB sejak 2009 silam.
Dari dihadirkan merek diri dengan nama Muhaimin Iskandar, berganti menjadi Cak Imin, kemudian Abdul Muhaimin Iskandar, kemudian Gus AMI, sekarang Gus Muhaimin, tetapi tetap saja tidak terlalu menjual kepada publik.
Kegagalan-kegagalan mereka tetap direspons sikap optimis oleh elite-elite partai, mereka masih merasakan bahwa sosok itu tetap laku dijual kepada masyarakat. Seperti, Partai Amanat Nasional (PAN) yang masih kukuh menjual Zulkifli Hasan, padahal tak memperoleh respons positif dari masyarakat.
Airlangga Hartarto juga sebagai Ketua Umum Partai Golkar malah berhasil disalip oleh politisi daerah Dedi Mulyadi yang tiba-tiba memperoleh kenaikan trend positif dalam penerimaan masyarakat berupa elektabilitas.
Bahkan, hal yang jenaka dilontarkan oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al-Muzammil Yusuf yang menyatakan, PKS telah mencoba menyodorkan calon presiden tetapi tak dilirik oleh partai-partai lain, kesadaran ini ternyata tak diiringi dengan ketetapan hati sebab PKS malah mencoba mencalonkan kembali Salim Segaf Aljufrie yang telah pernah gagal memperoleh respons positif dari masyarakat.
PKS merasa saat ini harus dibentuk penokohan untuk Salim Segaf Aljufrie agar bisa diterima oleh masyarakat dan partai-partai politik lainnya.
Baca juga:
Fadli Zon: Demokrasi Indonesia Semakin dalam Cengkeraman Oligarki
Poros Ketiga Pilpres 2024, Bagaimana Posisi Gus Imin
Sedangkan, PDI Perjuangan terkait ‘trah soekarno’ yakni Puan Maharani mengalami gelombang penolakan meski bersifat ‘silent’ dalam internalnya, sebab sosok Puan Maharani dalam pertarungan elektabilitas kalah oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, yang merupakan anggota partainya.
Beberapa partai di Senayan, memang telah juga memiliki kesadaran untuk tidak kukuh mencalonkan ketua umumnya jika tak laku dijual, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tidak mengajukan calon presiden dari Ketua Umumnya yakni Suharso Monoarfa. Nasdem memang sudah komitmen bahwa ketua umum tidak diajukan sebagai calon presiden.